Membangun Kesiapsiagaan Nasional, Kepala BNPT Silaturahmi dengan Pimpinan Pondok Pesantren Se-Sulawesi Selatan
Sinjai – Pondok Pesantren dinilai sebagai benteng pertahanan Islam dari ideologi ekstremisme yang perannya diharapkan dapat mengembangkan strategi kontra narasi dan narasi alternatif untuk menyebarkan pesan perdamaian, persatuan, dan toleransi yang sesungguhnya di masyarakat. Besarnya peran dan eksistensi Pondok Pesantren di Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi dalam hal membangun pendidikan agama yang menyeluruh. Oleh karena itu, santri sebagai salah satu generasi penerus bangsa, mempunyai andil besar dalam memerangi paham radikal intoleran yang akhir-akhir ini semakin marak keberadaannya.
Memiliki tugas dan fungsi yang diamanatkan negara untuk melakukan penanggulangan dan upaya pencegahan terorisme secara menyeluruh di pelosok Negeri mulai dari hilir hingga hulu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merasa perlu menyebarkan wawasan kebangsaan serta rasa cinta tanah yang lebih menyeluruh, termaksud ke dalam lingkungan pondok pesantren. Upaya pencegahan yang dilakukan BNPT yakni dengan melalui Kesiapsiagaan Nasional, Kontraradikalisasi, dan Deradikalisasi.
Salah satu bentuk Kesiapsiagaan Nasional yang dilakukan, Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dalam rangka menjalin silaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren se-Sulawesi Selatan. Acara yang berlangsung pada Senin (28/09) ini bertema “Peran dan Eksistensi Pondok Pesantren dalam Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Adapun acara tersebut diselenggarakan di Masjid Islamic Center Tanassang Sinjai. Sebelum memasuki area masjid, seluruh jajaran dan tamu undangan yang hadir diharuskan untuk melakukan pengecekan suhu tubuh, dan menggunakan pembersih tangan serta menggunakan masker, tentunya acara ini juga diselenggarakan dengan melakukan pshycal distancing. Pada kegiatan ini, Kepala BNPT didampingi oleh Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A., Kasubdit Bina Masyarakat Direktorat Deradikalisasi BNPT, Kolonel (Sus) Solihuddin Nasution, serta dihadiri oleh sejumlah petinggi Pemerintahan Kabupaten Sinjai diantaranya Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, A. Sudirman Sulaiman, S.T., Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa, S.H., LL.M., Wakil Bupati Sinjai Hj. Andi Kartini Ottong, S.P., Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), Kapolres Sinjai AKBP Iwan Irmawan, S.IK,M.Si., Dandim 1424 Sinjai, serta para pimpinan Pompes se Sulawesi Selatan.
Dalam sambutannya, Kepala BNPT menekankan, Pondok Pesantren memiliki wujud kontribusi dan peran yang besar dalam memperkuat semangat kebangsaan. Karena Pesantren dinilai sebagai agen perubahan sosial yang tidak hanya melahirkan santri yang menguasai ilmu agama, namun juga melahirkan para pejuang bangsa yang ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara seperti yang dilakukan beberapa pahlawan yang juga menempuh pendidikannya di Pondok Pesantren. Tidak hanya itu, peran pesantren sebagai Lembaga dakhwah (syiar agama) Islam mengajarkan Islam dengan damai.
“Munculnya radikalisme dan aksi terorisme salah satunya berasal dari pemahaman keagamaan yang sempit dan tekstualis yang seringkali terlepas dari konteksnya. Selain kedua peran tersebut, peran utama pesantren juga sebagai garda terdepan dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme, hal inilah yang mendorong BNPT untuk mencegah munculnya sikap dan perilaku intoleran, serta munculnya paham ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila”, tutur Kepala BNPT.
Tidak hanya itu, BNPT juga terus membangun ukhuwah di lingkungan Pondok Pesantren dengan terus melalukan silaturahmi dan sinergi dengan Pimpinan Pondok Pesantren di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya merupakan bagian dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan Pendidikan khususnya Pondok Pesantren agar di masa yang akan datang, generasi penerus bangsa ini memiliki daya tangkal yang kuat agar terhindar dari propaganda penyebaran paham radikal terorisme.
“Pondok Pesantren merupakan learning pendidikan yang sangat penting untuk dapat membangun sinergisitas jadi sinergi kita bukan dengan ponpes saja dengan perguruan tinggi dengan sekolah-sekolah formal yang selama ini kita jalankan karena BNPT memandang penting kesiapsiagaan secara kolektif oleh bangsa ini dalam mengantisipasi kejahatan terorisme yang harus kita redupkan”, ujar Kepala BNPT.
Kedatangan Kepala BNPT di Bumi Panrita Kitta disambut hangat oleh seluruh jajaran pemerintah Kabupaten Sinjai dan seluruh Pimpinan Pondok Pesantren di Kabupaten Sinjai dan warga setempat. Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, A. Sudirman Sulaiman, ST., berharap dengan kedatangan BNPT ke Kabupaten Sinjai dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya pemahamanradikalisme dan aksi terorisme di baik di Pondok Pesantren maupun di lingkungan masyarakat.
“Perlu dipahami ini merupakan kerjasama bersama untuk mendeteksi munculnya paham-paham radikalisme yang ada di tengah masyarakat, dalam hal ini kewaspadaan lebih di dominasi oleh timbulnya pembelajaran agama yang salah, padahal faktor munculnya radikalisme tidak hanya karena agama, namun faktor ekonomi, pendidikan, dan pemahaman ideologi yang salah juga menjadi faktor munculnya paham paham radikalisme”, ungkap Wagub Sulawesi Selatan.
Sebelum menutup acara, Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM., berharap silaturahmi ini bisa menjadi ajang koordinasi yang baik untuk mengembangkan Pendidikan di Pondok Pesantren dengan menjunjung tinggi rasa Nasionalisme.
“Suasana kebersamaan seperti ini senantiasa terbina dengan baik dan menjadi motivasi, semangat dan tekad dalam bingkai Silaturrahmi antar pondok pesantren di Sulawesi Selatan. Tak lain momentum ini adalah untuk menyatukan persepsi para Pimpinan Pondok Pesantren di Sulawesi Selatan tentang pentingnya menjaga keutuhan negara sebagaimana tema kegiatan ini yakni “Penguatan Kelembagaan Pondok Pesantren Dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Inonesia (NKRI),” ungkap Bupati Sinjai.