Terorisme via Media Informasi Dapat Menyerang Pola Pikir
Pekanbaru - Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Jandri Salmon Ginting, mengingatkan masyarakat bahwa terorisme di era kebebasan informasi saat ini telah bertransformasi. Jika sebelumnya fisik menjadi sasaran serangan, kali ini yang ditarget adalah pola pikir masyarakat.
Demikian dikatakan Jandri saat menyampaikan sambutan mewakili Gubernur Riau pada pembukaan kegiatan "Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia", sebuah forum dialog untuk tujuan pencegahan terorisme yang digagas oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau, Kamis (1/10).
"Karena itulah, keterlibatan masyarakat untuk melakukan pencegahan terorisme di era informasi ini sangat dibutuhkan," kata Jandri.
Kegiatan ini menghadirkan aparatur kelurahan dan desa yang terdiri dari kepala desa dan lurah, Bhabinkamtibmas, Babinsa, staf Humas pemerintah terkait, dan jurnalis sebagai peserta kegiatan. Kehadiran aparatur kelurahan dan desa ini diharapkan menjadi representasi masyarakat, yang nantinya mampu menyebarluaskan materi pencegahan terorisme di lingkungan yang dipimpinnya.
"Selain itu aparatur kelurahan dan desa memiliki fleksibilitas untuk berkomunikasi dengan warganya, bagaimana menyikapi maraknya informasi bohong, ujaran kebencian, dan lain sebagainya, yang muaranya adalah propaganda ideologi radikal terorisme," jelas Jandri.
Ketua FKPT Riau, Dinawati, menyebut saat ini media sudah turut serta dimanfaatkan oleh jaringan pelaku terorisme untuk menyebarluaskan ideologi radikal terorisme. Yang mengkhawatirkan, di era kemajuan teknologi saat ini sangat sering masyarakat tak sadar ikut menyebarkan informasi yang diterimanya, padahal di dalamnya telah disusupi tujuan-tujuan kelompok radikal.
"Di sinilah tantangannya, yaitu bagaimana melibatkan masyarakat seluas-luasnya, memberikan pemahaman bagaimana menyikapi sebuah informasi agar tidak mudah terpapar ideologi radikal terorisme," ujar Dinawati.
Dalam sambutannya Dinawati mengajak peserta kegiatan untuk tak lelah mendorong masyarakat yang dipimpinnya untuk berlaku bijak dalam memanfaatkan media sosial. Sikap itulah yang penting diterapkan untuk bisa mengantisipasi penyebarluasan ideologi radikal terorisme via media sosial.