Sinergisitas Membangun Poso, BNPT Gandeng Tokoh Agama
Poso - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersilaturahmi sekaligus melakukan koordinasi terkait program Sinergisitas Penanggulangan Terorisme bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Poso pada Rabu (12/8). Hadir dalam dialog tersebut Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., Bupati Poso, Kol. Mar (Purn) Darmin Agustinus Sigilipu, Kapolres Kabupaten Poso, jajaran Kepala Dinas Kabupaten Poso, serta tokoh agama dan akademisi di wilayah Poso. Audiensi ini ditujukan untuk membahas program lanjutan Sinergisitas yang ada di Kabupaten Poso sekaligus mengevaluasi pelaksanaan program sehingga penanggulangan terorisme di wilayah lebih terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan.
Melalui UU No. 5 Tahun 2018, BNPT diamanatkan untuk melakukan koordinasi dalam berbagai program penanggulangan terorisme. Maka dari itu, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BNPT kerja sama dengan seluruh stakeholders yang terkait dalam rangka penanggulangan terorsime di Indonesia.
Kemitraan yang dibangun BNPT direalisasikan melalui pembentukan tim Sinergisitas yang melibatkan 38 K/L, Pemerintah Daerah, tokoh agama dan masyarakat. Program yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur terdiri atas kegitatan pembangunan fisik dan non fisik. Menurut Kepala BNPT, penanggulangan terorisme tidak semata-mata dilakukan dengan penegakan hukum saja, lebih dari itu pendekatan humanis atau yang dikenal dengan soft approach dapat menyentuh hati masyarakat, terutama kelompok teroris.
Di Kabupaten Poso sendiri, kegiatan Sinergisitas yang bersifat pembangunan fisik dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Beberapa kegiatan yang telah silaksanakan diantaranya pemberian bantuan berupa bibit tanaman holtikultura kepada beberapa Pondok Pesantren, pembangunan rusun di Pondok Pesantren Islam Amanah Putra dan gedung Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Wali Songo.
Pembangunan non fisik program Sinergisitas fokus pada pengembangan toleransi antar umat beragama. Konflik horizontal yang terjadi di wilayah yang memicu aksi kekerasan menjadi alasan dilaksanakannya dialog dan diseminasi narasi perdamaian. Maka dari itu, peran tokoh agama begitu penting dalam merekatkan kemajemukan masyarakat Poso dengan semangat Kebhinnekaan. Kepala BNPT mengungkapkan bahwa menyampaikan pesan keagamaan harus diiringi dengan nilai kebangsaan yang sarat akan nilai toleransi, terutama bagi generasi muda yang rentan terpapar propaganda radikal.
"Generasi muda harus menyadari bahwa Pancasila lah yang mempersatukan perbedaan di NKRI, perbedaan itu adalah suatu keniscahyaan dan anugerah sehingga harus dijaga dan dipelihara," ucap Kepala BNPT.
"Kita dapat berdialog dengan masyarakat untuk efektivitas dalam konteks penanggulangan terorisme yang lebih komprehensif, artinya tidak dari aspek penegakan hukum saja tetapi juga program bidang pembangunan kesejahteraan dapat dirasakan oleh masyarakat luas, (program) ini perlu dikoordinasikan dan dikomunikasikan baik oleh BNPT maupun tim Sinergisitas maupun dengan tokoh-tokoh yang ada di Kabupaten Poso sendiri," lanjut Boy Rafli.