Kembangkan Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Terorisme, BNPT Laksanakan Diskusi Laporan Global Terrorism Index (GTI) 2025
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Institute for Economics and Peace (IEP) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia menyelenggarakan diskusi panel yang membahas kemajuan dan tantangan penanggulangan terorisme di Indonesia berdasarkan laporan GTI 2025.
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto menyampaikan jika kegiatan diskusi semacam ini dapat menjadi referensi berharga dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan kebijakan dan memperkuat strategi penanggulangan terorisme.
“Kami berharap melalui forum ini dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan kita bersama meningkatkan koordinasi antar lembaga serta kerja sama lintas sektor serta memperkuat pendekatan whole of society dan whole of government dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme,”katanya ketika mewakili Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, S.I.K.,M.H dalam Diskusi Panel Global Terrorism Index 2025: Findings and Lessons Learned in Indonesia di Jakarta pada Kamis (10/4).
Andhika juga mengingatkan keputusan yang tepat sangat dibutuhkan bagi pemerintah Indonesia, karena saat ini isu terorisme masih menjadi ancaman global yang perlu diwaspadai bersama.
“Meskipun upaya penanggulangan terorisme terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, namun terorisme masih tetap menjadi ancaman global dan kita masih harus perlu mengatasinya," jelasnya
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri berharap diskusi mengenai laporan GTI 2025 dapat memantik ide dan perumusan kebijakan yang tepat untuk menghadapi tantangan terorisme global saat ini.
"Kita berharap melalui forum diskusi ini akan muncul kebijakan yang relevan dan respons yang tepat terhadap tren terorisme global," ujarnya.
Sementara itu IEP Founder and CEO Mr. Steve Killelea mengungkapkan sejumlah temuan kunci pada GTI 2025, salah satunya menyebut kawasan Sahel di Afrika saat ini menjadi wilayah yang paling terdampak oleh aksi terorisme dan negara yang paling terdampak adalah Burkina Faso.
"Sahel masih menjadi episentrum terorisme, menyumbang lebih dari setengah dari seluruh kematian akibat terorisme di dunia," kata Mr. Steve.
Sebagaimana diketahui, GTI 2025 yang diluncurkan oleh IEP pada bulan Maret lalu, mencatat bahwa Indonesia tidak mengalami serangan terorisme selama dua tahun berturut-turut. Ini menunjukkan penurunan signifikan dalam aktivitas kelompok ekstremis dan teroris. Berdasarkan laporan GTI 2025, Indonesia berada pada peringkat ke-30 berada pada kategori “medium impact of terrorism”, dan secara keseluruhan upaya penanggulangan terorisme di Indonesia menunjukan kemajuan positif.