Silaturahmi Dengan Kepala BNPT, Tokoh Perempuan Suarakan Pentingnya Peran Ibu Bentengi Masuknya Paham Radikal dan Terorisme Dalam Keluarga
Jakarta - Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, MH., menerima kunjungan silaturahmi dari Bunda Indah, seorang tokoh masyarakat yang aktif dalam Rumah Komunikasi Lintas Agama sekaligus merupakan pimpinan Majelis Taklim Halimah dan pendiri Bunda Foundation di Kantor BNPT, Jakarta (17/07).
Dalam pertemuan ini, Kepala BNPT mengungkapkan kekhawatirannya akan munculnya tren pelibatan perempuan dan anak dalam terorisme, bahkan keluarga yang terlibat aksi teror di sejumlah Gereja di Surabaya menjadi contoh nyata fenomena tersebut sehingga diperlukan penguatan mulai dari lingkup keluarga sebagai benteng masuknya paparan paham intoleran, radikal, dan terorisme.
“Kita yakini bahwa kaum ibu dan anak dalam kejahatan terorisme ini banyak yang menjadi korban hasutan, korban propaganda, korban penyampaian pesan-pesan yang tidak bertanggungjawab yang seolah-olah berjuang atas nama agama. Kita harus belajar dari Bunda Indah dalam rangka penguatan terhadap keluarga agar dapat terbebaskan dari terpaparnya keluarga dengan paham radikal teror yang ternyata bisa masuk kepada setiap keluarga di Indonesia untuk itu kita untuk antisipasi dan mencegah jangan sampai membahayakan kaum ibu dan anak di seluruh Indonesia,” ungkap Kepala BNPT.
Bunda Indah yang merupakan sosok tokoh perempuan yang sehari-harinya bersentuhan langsung dengan masyarakat di akar rumput, beranggapan bahwa seorang Ibu harus memiliki kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya radikalisme dan terorisme tersebut, jangan sampai anak-anak mereka tanpa disadari terpapar paham yang bertentangan dengan falsafah hidup berbangsa. Peran deteksi dini seorang Ibu salah satunya dan bimbingan agama yang benar sangat menentukan suatu keluarga agar terbebas terhindar dari paham radikal dan terorisme.
“Seorang Ibu harus bisa mendidik dan membimbing anak-anaknya agar memiliki akhlak. Masih banyak anak-anak yang perlu kita arahkan, kita kuatkan mereka untuk ibadah. Terutama agar tidak sembarangan bergaul agar tidak mengikuti ajakan teman-teman yang bisa membuat anak-anak kita memiliki pikiran yang bertentangan. Karena tanpa anak yang dididik dengan soleh dirumah, mereka tidak mungkin bisa jadi teladan untuk Indonesia,” ujar Bunda Indah.
Selain bicara tentang upaya kaum perempuan khususnya peran Ibu dalam memerangi radikalisme dan terorisme, Bunda Indah juga mengungkapkan keresahannya bahwa di tengah masyarakat kini masih ada banyak perpecahan bahkan yang mengatas-namakan agama tertentu. Untuk itu melalui Majelis Taklimnya yang didirikan sebagai pemersatu umat, Bunda Indah senantiasa menyerukan pemahaman agar kerukunan dan perdamaian berbangsa tetap terpelihara untuk mempersempit celah masuknya paparan paham radikalisme ke tengah masyarakat.
“Tujuan saya mendirikan Majelis Taklim Halimah hanya untuk menjalin silaturahmi ke banyak orang, kita pahami karakter masing-masing. Jangan kita bentuk Majelis Taklim hanya untuk menjelekkan satu sama lain, menjelek-jelekan bangsa kita, apalagi negara kita negara Pancasila jangan sampai kita hilangkan. Saya dirikan Majelis Taklim ini untuk menyatukan umat di Indonesia agar rukun damai kebersamaan, cinta kasih, saling memberi nasihat dan saling membantu. Saya rangkul karena mungkin ini bisa membantu bagaimana caranya agar tidak masuk paham radikalisme itu dan bisa kita cegah karena kita mengayomi,” ujar Bunda Indah.