Pertemuan Kepala BNPT dengan Kepala ICRC Delegasi Untuk Indonesia dan Timor Leste
Jakarta - Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. menerima kunjungan Kepala International Committee of The Red Cross (Komite Internasional Palang Merah) untuk Indonesia dan Timor Leste, Mr. Alexander Faite, pada Rabu siang di Kantor BNPT, Jakarta (5/07).
Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak hanya mengancam keamanan kawasan namun juga menimbulkan banyak korban, khususnya perempuan dan anak. Untuk itu dengan pertemuan ini, kedua instansi membahas mendorong upaya menyelamatkan dan membantu Warga Negara Indonesia yang menjadi korban aksi terorisme di luar negeri khususnya di negara-negara rawan konflik bersenjata.
“Persoalan ini memang cukup rumit, Palang Merah Internasional memang bekerja di daerah yang rawan konflik bersenjata misalnya di Suriah dan Irak, dan Afghanistan. Kami mengunjungi para tahanan di daerah konflik yang harus ditinjau bagaimana mereka diperlakukan,” ungkap Mr. Alexander Faite selaku Kepala ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste.
Pengalaman ICRC terjun dan meninjau langsung para korban di daerah konflik merupakan salah satu dari banyak kegiatan ICRC yang bersifat preventif dan dirancang untuk membatasi dan meminimalisir dampak buruk dari konflik. Untuk itu ICRC berusaha menyebarluaskan prinsip-prinsip humaniter dan mempromosikan Hukum Humaniter Internasional.
“Hari ini kami tukar pikiran dengan Bapak Boy Rafli, tentang bagaimana perkembangan isu terorisme di luar negeri, bagaimana keadaan orang-orang yang ditahan di daerah konflik, apa saja kegiatan dan peran ICRC serta adanya kemungkinan kerja sama jadi itu semua yang kami bahas,” lanjut Mr. Alexander Faite saat menjelaskan tentang agenda kunjungan ICRC ke BNPT kali ini.
Kepala BNPT kemudian mengungkapkan bahwa pertemuan ini merupakan upaya mengeratkan koordinasi dan kerja sama yang selama ini telah berjalan dengan baik antara BNPT dengan perwakilan ICRC di Indonesia. Diharapkan kerja sama antara BNPT dan ICRC dapat mempermudah akses penyelamatan korban-korban konflik bersenjata juga di sisi lain membantu dalam pengawasan dan pendataan warga negara yang terlibat dalam kejahatan transnasional khususnya aksi terorisme yang terjadi di luar negeri dan saat ini ada di tempat-tempat penahanan ataupun pengungsian.
“Tentunya kita melanjutkan kerja sama antara BNPT dan ICRC yang telah berjalan, dimana ICRC menjadi mitra BNPT juga terutama program-program yang selama ini dilaksanakan di lembaga pemasyarakatan terkait napiter dan di beberapa tempat lain. Kita coba jajaki kerja sama terutama dalam melihat, memonitor, memantau dan melakukan pendataan warga negara kita yang terlibat dalam kejahatan yang terjadi di luar negeri dan saat ini ada di tempat-tempat penahanan dan pengungsian. Tentu perlu dukungan dan kerja sama dengan ICRC sehingga dalam hal tersebut format tindakannya masih akan ditentukan untuk mempersiapkan langkah-lagkah berikutnya,” ungkap Kepala BNPT.