Kunjungi Kepala BNPT, Jajaran SAHI Tanam Bibit Kerja Sama Pencegahan Intoleransi dan Terorisme
Jakarta - Perhatian dan gerakan untuk berperan serta dalam menjadi bagian dari pencegahan intoleransi, radkalisme, dan terorisme kian bermunculan sebagaimana fenomena radikalisme dan intoleransi semakin terasa di tengah masyarakat. Hal ini mendorong Silaturahmi Umrah dan Haji Indonesia (SAHI) untuk menjalin kerja sama dengan menyambangi Kantor BNPT Jakarta pada Selasa (8/9) siang.
Kepala BNPT, Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar dan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis menyambut Ketua Dewan Pembina SAHI, Dr Hj Siti Ma'rifah, Wakil Ketua Umum DPP SAHI, Tari Siwi Utami beserta jajaran.
Ketua Pembina SAHI menyampaikan fenomena intoleransi, radikalisme dan terorisme yang kian terasa pekat mendorong SAHI untuk turut serta melakukan pencegahan agar tidak menjalar. Oleh karenanya, menjalin kerja sama dengan BNPT sebagai koordinator dalam bidang penanggulangan terorisme menjadi keharusan. Terlebih kinerja BNPT yang telah menyentuh masyarakat seperti pelajar, institusi pendidikan, lembaga sosial masyarakat, hingga mantan napiter.
“Kami berterima kasih kepada Kepala BNPT yang menyambut langsung dan apresiasi karena BNPT tidak hanya menyasar generasi muda tapi juga generasi sebelumnya yang juga rentan terpapar radikalisme,” ujar Dr Hj Siti Ma'rifah.
Lebih lanjut ia menyampaikan langkah-langkah yang telah SAHI lakukan seperti pendekatan kepada pesantren-pesantren. Ketua Pembina SAHI menyampaikan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, sehingga perlu kehadiran tokoh agama yang moderat yang dapat mencegah bibit-bibit paham radikalisme dan intoleransi. Dalam penilaiannya, kematangan spiritual seseorang berjalan lurus dengan sifat-sifat toleran, sehingga semakin matang spiritual dan ilmu agama seseorang, maka akan semakin toleran.
Wakil Ketua Umum DPP SAHI, Tari Siwi Utami menyampaikan apresiasi kepada Kepala BNPT yang telah mengunjungi pesantren yang dinilai cukup kesulitan dengan adanya radikalisme di dalam internalnya. Ia juga mengemukakan sejumlah sasaran yang juga rawan infiltrasi radikalisme, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian.
“Kami bersyukur BNPT sudah masuk ke pesantren-pesantren. Saat ini saya juga melihat kalangan artis, sekolah baik negeri maupun swasta, termasuk perguruan tinggi, bahkan orang-orang pintar yang pernah menjabat di pemerintahan juga rentan infiltrasi, bahkan sudah memiliki pemikiran yang cukup radikal,” ujar Waketum DPP SAHI.
Menyambut baik ajuan kerja sama dari SAHI, Kepala BNPT menyampaikan komunikasi dan hubungan baik dengan kelompok-kelompok yang rentan infiltrasi radikal intoleran dan radikal terorisme terus BNPT bangun. Sehingga upaya dan kerja sama dari berbagai pihak yang memiliki perhatian yang sama tentu merupakan stimulan positif dari pihak masyarakat, dalam hal ini SAHI sebagai organisasi masyarakat.
“Kami sangat senang, ini peluang kerja sama dengan SAHI untuk program-program di bidang pencegahan berkaitan dengan penyebarluasan radikalisme intoleran di tengah-tengah masyarakat, SAHI dapat menjadi mitra BNPT untuk mensosialisasikan dan mengedukasikan berbagai hal yang perlu diwaspadai generasi muda utamanya dari paham radikal yang mengarah pada intoleransi.
SAHI sendiri memiliki tiga program prioritas yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan dan akan bekerja sama dengan stakeholder terkait. Salah satunya SAHI ingin mengukuhkan diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satunya ialah dengan memelihara ideologi nasional, pendidikan anti radikalisme dan bela negara.