Kunjungan Persahabatan Kedutaan Besar Kerajaan Maroko ke BNPT
Jakarta - Kejahatan terorisme merupakan suatu tindak pidana transnasional yang selalu mencuri perhatian dunia dan termasuk kategori kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity). Kejahatan terorisme menjadi salah satu bentuk kejahatan berdimensi internasional yang sangat meresahkan masyarakat, baik masyarakat regional maupun masyarakat internasional. Untuk mengatasi masalah terorisme yang telah dikategorikan sebagai bentuk kejahatan lintas Negara, tentunya dibutuhkan sinergisitas antarnegara dalam upaya menanggulangi terorisme itu sendiri.
Untuk memperkuat penanganan terorisme antarnegara, pada Rabu pagi (10/06) Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menerima kunjungan persahabatan Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah, yang juga didampingi oleh Wakil Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Mounir Belaayachi, dan Konselor Kedutaan, Hassan Khalfi.
Kunjungan Duta Besar Kerajaan Maroko hari ini, merupakan kunjungan negara sahabat yang pertama diterima oleh Kepala BNPT baru yakni Komjen Pol. Boy Rafli Amar. Didampingi Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto dan Direktur Kerja Sama Bilateral BNPT, Brigjen Pol. Kris Erlangga, Kepala BNPT menyampaikan pencapaian Indonesia selama ini dalam menanggulangi kasus terorisme mendapat apresiasi di dunia internasional. Prestasi ini pun mendorong negara dan organisasi internasional untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia. Lebih lanjut, program penanggulangan terorisme yang telah berhasil dilakukan pemerintah diharapkan dapat diadopsi oleh negara lain.
Pertemuan keduanya berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dengan tetap mengutamakan protokol keamanan kesehatan selama diskusi berjalan. Sejumlah topik mengenai isu terorisme di Indonesia dan Kerajaan Maroko dibahas secara mendalam serta pertukaran informasi dalam penanganan tindak pidana terorisme. Sebelumnya pada tahun 2019, Indonesia dalam hal ini BNPT telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kerajaan Maroko mengenai informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme. Oleh karena itu, dalam kunjungannya pagi ini, Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar ingin menguatkan kembali kerja sama tersebut mengingat di Maroko memiliki keberagaman agama yang mirip di Indonesia.
“Maroko merupakan negara yang memiliki keberagaman yang mirip dengan Indonesia, disana juga umat Islamnya adalah Islam moderat, jadi kita punya sebuah pemahaman agar langkah-langkah yang kita dan mereka lakukan bisa saling bertukar informasi, juga ikut melakukan peningkatan kapasitas. salah satunya mungkin ada kunjungan kesana, melihat langsung bagaimana langkah-langkah deradikalisasi di Maroko," ujar Kepala BNPT.
Tidak hanya itu, Kepala BNPT juga akan memperluas kerja sama dengan Kerajaan Maroko salah satunya dengan media pendakwahan dalam hal ini melalui Majelis Ulama Indonesia untuk memberikan hal-hal positif dalam hal kebangsaan, cinta tanah air, serta pemahaman ajaran agama yang baik dan sesuai syariat.
Ditemui usai pertemuan, Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia mengaku senang atas kunjungan pagi ini demi memperkuat hubungan, terlebih Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki stabilitas dan keberagaman yang sama dengan Negara Kami.
“Dalam memerangi terorisme yang dihadapi dunia, langkah yang diambil salah satunya dengan kerja sama internasional. Kami salah satu negara terbesar yang memiliki keahlian dalam hal ini. Kami berterima kasih kepada Indonesia karena dapat menjaga stabilitas yang tinggi dan kerukunan antarumat beragama,’’ ungkap Ouadia Benabdellah selaku Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia.
Setelah pertemuan keduanya, Kepala BNPT berencana untuk mengunjungi Negara Maroko untuk meninjau program Deradikalisasi di negara tersebut usai pandemi Covid-19 berakhir serta memenuhi aspek keamanan kesehatan.