Kunjungan DASPR ke BNPT, Bahas Pentingnya Pendekatan Psikososial Dalam Upaya Pencegahan dan Deradikalisasi Terorisme
Jakarta - Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menerima audiensi Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) pada Selasa (30/06) pagi di Kantor BNPT, Jakarta Pusat. Selaku perwakilan DASPR, hadir Fajar Erikha, S.Psi., M.Hum selaku Deputi Direktur dan Nasir Abas selaku Konsultan. Turut hadir dalam pertemuan ini Direktur Pencegahan, Irjen Pol. Ir. Hamli, M.E. Selain sebagai sarana silaturahmi, kunjungan ini dilakukan untuk berdiskusi dan saling sharing mengenai langkah-langkah pencegahan dan upaya deradikalisasi yang efektif. Dengan visi yang serupa, DASPR juga berharap dukungan dari BNPT selaku badan yang memiliki fungsi mengoordinir Kementerian dan Lembaga lain agar dapat mempererat kerja sama kedepannya.
DASPR merupakan sebuah grup beranggotakan akademisi, peneliti dan aktivis yang bergerak untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial seperti konflik antar-kelompok, dan kekerasan ekstrem dan isu kemanusiaan lainnya. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, DASPR melakukan pendekatan dengan perspektif psikologi sosial.
Beberapa kegiatan kaitannya dalam penceghan radikalisme dan terorisme yang telah dilakukan DASPR antara lain ikut serta dalam proses deradikalisasi seperti re-edukasi di dalam dan luar lapas terhadap narapidana terorisme maupun mantan napiter dan keluarganya. Intervensi ini telah dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia berupa pendampingan layanan psikologi, workshop atau pelatihan-pelatihan pemberdayaan ekonomi.
DASPR memiliki perhatian khusus terhadap para istri napiter sehingga menerjunkan para peneliti wanita untuk memberikan dukungan psikologis berupa konseling karena ternyata mereka juga menerima dampak yang sangat besar mulai dari tekanan dan ancaman sosial yang diterima, sampai kesejahteraan anak-anak mereka. Dijelaskan oleh Fajar Erikha, bahwa dalam proses deradikalisasi, peran istri dan anak sangat penting sehingga iapun berharap mereka dapat menjadi agen untuk memutus mata rantai radikalisme.
Dalam waktu dekat, DASPR akan membuat modul pembelajaran atau materi ajar yang ditujukan bagi para pengajar di Politeksos Kementerian Sosial. Langkah ini didorong oleh harapan agar para pekerja sosial yang bersentuhan langsung dengan mantan returnees maupun deportan dan keluarganya dapat memiliki pemahaman yang lebih kuat sehingga tepat melakukan pendekatan.
Kepala BNPT pun menyambut baik dan mendukung kegiatan maupun berbagai rencana kerja sama DASPR kedepannya bahkan berharap kedepannya akan semakin banyak muncul organisasi masyarakat (civil society organisation) serupa untuk menyuarakan perang terhadap radikalisme dan terorisme dengan berbagai pendekatan sehingga diharapkan menyentuh sasaran yang lebih luas. Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., juga memberikan apresiasi terhadap Kementerian dan Lembaga yang tertarik untuk berkontribusi dalam upaya bersama menanggulangi radikalisme dan terorisme.
“Semakin banyak orang bicara dan ikut mencegah (radikalisme dan terorisme) semakin baik, kita perlu lebih banyak lagi organisasi di masyarakat semacam ini karena BNPT tidak bisa bekerja sendiri sehingga banyak sektor lain yang mungkin belum mampu kita jangkau. Kerja sama perlu dijalin dengan banyak sektor, bahkan organisasi masyarakat kepemudaan wawasan perlu dimiliki dan langsung take action mencegah di bawah, Namun jangan sampai di lingkungan organisasi masyarakat itu sendiri bisa menjadi korban perekrutan kelompok yang tidak bertanggungjawab sehingga kami siap untuk membantu memberikan rekomendasi jika ada masyarakat yang ingin ikut dalam upaya pencegahan,” ungkap Kepala BNPT.