Berita Terbaru

Kepala BNPT: "Pembumian Pancasila Menjadi Kewajiban Seluruh Warga Negara Indonesia", Sebuah Dialog Kebangsaan Bersama Civitas Akademika UKI

Kepala BNPT: "Pembumian Pancasila Menjadi Kewajiban Seluruh Warga Negara Indonesia", Sebuah Dialog Kebangsaan Bersama Civitas Akademika UKI

Bogor – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. menjadi pembicara dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh Magister Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada Jumat (12/6). Mengusung tema “Mencabut Radikalisme, Membumikan Pancasila”, forum daring ini membahas pentingnya memahami esensi, mengamalkan, serta menjadikan Pancasila sebagai fondasi kuat dalam berbangsa dan bermasyarakat. 

Di hadapan civitas akademika UKI, Kepala BNPT menekankan bahwa terorisme merupakan kejahatan yang secara keras dilarang oleh hukum positif negara. Paham radikal negatif yang menjadi alasan kuat dilakukannya aksi teror di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama radikalisme keyakinan yaitu orang lain yang memiliki pemahaman keyakinan yang berbeda dianggap sebagai orang kafir atau takfiri. Kedua, radikalisme tindakan yakni kelompok yang pernah terlibat pada aksi teror, termasuk juga pembunuhan atas nama agama. Dan yang ketiga adalah radikalisme politik di mana terdapat sekelompok orang yang menginginkan perubahan ideologi negara, dalam hal ini mengubah sistem pemerintahan menjadi khilafah.

Kelompok radikal saat ini pun berusaha mengisi ruang publik dengan narasi-narasi yang mereka amini. Ruang publik dalam hal ini diartikan sebagai internet atau dunia maya. Hal ini yang kemudian perlu diwaspadai mengingat aksesibilitas ke dunia maya itu sendiri sangat mudah didapatkan, terutama bagi generasi muda yang bergantung kepadanya. Hal ini kemudian dibenarkan oleh Romo Benny Susetyo yang turut menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan tersebut. Ia berpendapat bahwa pemerintah dan kelompok moderat harus menguasai ruang publik yang ada dengan narasi positif. 

“Narasi kebangsaan, narasi Pancasila tidak boleh kalah karena kelompok radikal berupaya untuk mengisi ruang publik (dunia maya), mereka akan melakukan upaya yang menurut mereka benar, mereka telah mempengaruhi dari anak muda Indonesia dan ini manjadi sebuah kekhawatiran karena dapat mengancam eksistensi berbangsa di masa kini dan yang akan datang,” ujar Kepala BNPT.

Boy Rafli kemudian menjelaskan langkah literasi dan edukasi yang telah dilakukan BNPT dalam mengisi ruang publik dengan pesan perdamaian, cinta Tanah Air dan toleransi. Melalui Duta Damai Dunia Maya yang eksis di dalam dan luar negeri, narasi positif diharapkan dapat mendominasi dan mendorong generasi muda untuk menjadi agen perdamaian. Selain itu, BNPT juga akan melakukan kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam membentuk desk penyalahgunaan dunia maya. Kerja sama ini ditujukan untuk membatasi ruang gerak kelompok radikal yang menyebarluaskan ideologi atau paham yang menyimpang dari nilai dasar negara.

Lebih lanjut, Kepala BNPT berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia lintas generasi, agama, dan budaya bertanggung jawab dalam menjaga nilai-nilai Pancasila. Baginya pembumian Pancasila menjadi suatu kewajiban bagi seluruh masyarakat. “Jadi tugas kita semua sebagai warga negara Indonesia, bukan hanya pemerintah saja. Pancasila harus jadi sumber dari segala sumber, pembumian ini harus dilakukan secara totalitas dan kita harus saling mengingatkan untuk mempancasilakan semua orang,” tegas Kepala BNPT.

Menutup paparannya, Boy Rafli mengatakan bahwa Indonesia, BNPT dan masyarakat berpacu dengan kelompok teroris yang terus bergerak. Untuk itu perlu adanya kerja sama dan tekad bersama untuk mengimplementasikan Pancasila. "Saya berharap semua menjadikan nilai luhur bangsa menjadi hal yang kita dalami, hayati dan amalkan, mulai dari diri sendiri, rumah dan lingkungan, kelurga besar UKI bisa turut menjadi mitra BNPT agar narasi (Pancasila) bisa disebarluaskan."

Jun 12, 2020

Authoradmin