Dialog Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia
Tanjung Pinang - BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau, Kamis (24/9), menggelar kegiatan Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia. Kegiatan ini merupakan forum dialog untuk memahami fungsi dan peran media sebagai bagian dari upaya pencegahan terorisme.
Kepala Subdirektorat Pengawasan BNPT, Muhammad Chairil Anwar, dalam sambutannya mengatakan media, baik pers maupun media sosial, memiliki kemampuan propaganda melalui penyajian informasi yang ditampilkannya. Oleh karena itu pengelola media diharapkan memiliki pengetahuan seputar pencegahan terorisme.
"Jika media massa pers, maka awak redaksinya harus memliki sensitivitas terhadap deradikalisasi, sementara dalam penggunaan media sosial tugas kita semua adalah dengan tidak menyalahgunakannya," ungkap Chairil.
Pada kegiatan yang menghadirkan aparatur tingkat Kelurahan dan Desa, dan awak media tersebut, BNPT dan FKPT mendorong untuk dipahaminya bahaya terorisme. Hal ini penting karena ideologi-ideologi dari kelompok teror saat ini banyak disajikan secara samar dan disebarluaskan lewat media.
"Oleh karena itu penting kami tekankan untuk setiap informasi yang ditampilkan di media sikonstruksikan untuk kepentingan deradikalisasi," tambah Chairil.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kepulauan Riau, Lamidi, mengamini bahwa fungsi media saat ini sangat vital, di mana media tidak hanya menjadi kontrol sosial melainkan juga mampu mengubah persepsi atas penilaian individu atau masyarakat.
"Untuk itu kami minta masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang diterima. Budayakan cek kebenaran, klarifikasi tentang kebenaran dan petik manfaatnya," ungkap Lamidi.
Sementara mantan Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, berpesan kepada peserta dari kalangan jurnalis untuk tidak sekali-kalinya mengglorifikasi sebuah fakta peristiwa. Tanpa disadari, glorifikasi terhadap peristiwa terorisme dapat mengakibatkan dukungan secara tak langsung terhadap pelaku, yang mana kontradiktif dengan tujuan pencegahan terorisme. “Berbicaralah tentang kebenaran atau realita," kata Yosep.