Perkuat Nyawa Moda Transportasi, BNPT Gelar Sosialisasi Bahaya Paham Radikal Terorisme Sebagai Penguatan Sistem Keamanan Perkeretaapian Palembang
Palembang - Penanganan terorisme BNPT yang menyeluruh dari hulu hingga hilir terus menjadi prioritas program BNPT. Aksi teror yang dapat menyasar moda transportasi memerlukan perhatian pencegahan di objek vital nasional yang sama pentingnya dengan upaya pencegahan aspek lainnya. Mengingat hal ini, Subdirektorat Pengamanan Objek Vital dibawah Direktorat Perlindungan BNPT melaksanakan sosialisasi bahaya radikal terorisme di bidang perkeretaapian.
Bertempat di Novotel Palembang, Sumatera Selatan, sosialisasi digelar sejak Rabu (4/11). Sebanyak 60 peserta yang terdiri dari pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengikuti Sosialisasi Bahaya Paham Radikal Terorisme di Bidang Perkeretaapian Sebagai Upaya Penguatan Sistem Pengamanan Bidang Transportasi.
Kepala Divisi Regional III PT. KAI (Persero) Palembang, Tamsil Nurhamedi, menyampaikan apresiasi terhadap BNPT yang telah menunjukkan dukungannya dengan memperhatikan ‘nyawa’ moda transportasi. Ancaman radikal terorisme baik aksi teror di kereta api atau dalam tubuh pegawai PT. KAI dirasa penting untuk menjadi perhatian.
“Terima kasih atas kesempatannya, ini merupakan bentuk kerja sama antara PT. KAI dan BNPT, upaya untuk memberikan pemahaman dan mencegah potensi ini sangat penting. Aspek security dan safety ini nyawa moda transportasi, masyarakat perlu percaya dan merasa nyaman dalam menggunakan moda transportasi,” ujar Kadivre III PT. KAI Palembang tersebut.
Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir selaku Direktur Perlindungan BNPT mengatakan, dalam menanggapi radikal terorisme sebagai tren ancaman global, memerlukan pemahaman akan bahayanya. Saat ini, upaya pelindungan terhadap moda transportasi kereta api salah satunya tidak boleh luput mengingat kereta api sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat.
“Hal yang perlu diwaspadai saat ini adalah penyebaran dari paham radikal terorisme dari kelompok teror dan tidak menutup kemungkinan dari internal pegawai pengelola kereta api apabila terpapar. Dalam hal ini fungsi identifikasi pengelola kereta api sangat penting dalam menjaga kelancaran, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna moda transportasi kereta api,” ujar Drs. Herwan Chaidir.
Puluhan peserta dibekali wawasan terkait bahaya radikal terorisme oleh beberapa narasumber. Para peserta juga menerima pembahasan langsung dari aktivis-aktivis anti radikal terorisme, Muhammad Sofyan Tsauri Mantan anggota Polri, Nurshadrina Khairadhania dan Ratna Nirmala Returnis ISIS. Dalam kegiatan ini para peserta mendengar langsung terkait bahaya penetrasi dan infiltrasi nilai radikal terorisme yang tidak pandang status. Hal ini menekankan siapa saja dapat terpapar dan terasuk radikal terorisme, sehingga kawasan segenap pegawai PT. KAI terhadap pegawai internal dan pengguna transportasi perlu terus dijaga.
Sofyan Tsauri mengatakan, sebagai individu yang sempat terpapar, perhatian kelompok atau individu terpapar tertuju pada kesempatan dan poin lemah suatu situasi kondisi. Ia juga mengingatkan Indonesia pernah mengalami serangan moda transportasi kereta api dalam era pergerakan DI/TII.
“Perlu keawasan dalam hal keamanan. Ini menuntut kemampuan dan pengetahuan dari para pegawai yang handal. Kalau menuntut agama juga jangan salah cari sumber atau guru,” ujar Sofyan.
Sementara itu Shadrina menyampaikan terpaparnya ia ke dalam radikal terorisme dan pesona kelompok ISIS tidak lepas dari pengaruh media sosial. Namun hal ini berbeda ketika ia dan keluarganya menyambangi Suriah, dimana banyak perilaku kelompok radikal yang tidak sesuai dengan syariah Islam, yang kemudian melatarbelakangi permohonan ia dan keluarganya untuk kembali pulang ke Indonesia.
Paparan ditutup dengan bimbingan motivasi dan kepribadian dari Komandan Pangkalan Laut Palembang Kolonel Laut (P) Filda Malari, CTMP. Sementara itu kegiatan ditutup oleh Kasubdit Pengamanan Objek Vital Dan Transportasi BNPT Kol. Mar Wahyu Herawan, M,Sc.
Digelarnya sosialisasi sebagai penguat sistem keamanan bertujuan untuk terwujudnya kerja sama dan koordinasi yang baik antara BNPT dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Stakeholder terkait dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan terorisme pada bidang perkeretaapian. Diharapkan dengan digelarnya sosialisasi, terdapat peningkatan keamanan pada bidang transportasi khususnya pada transporasi kereta api.