Silaturahmi Tim Sinergisitas 38 K/L dengan Wali Kota Palu, Dorong Pendekatan Leadership Dalam Program Penanggulangan Terorisme di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Palu - Kewaspadaan akan bahaya radikalisme dan terorisme harus menjadi perhatian bersama, sehingga upaya penanggulangannya menjadi usaha kolektif yang tidak cukup apabila hanya dibebankan sebagai tanggungjawab pemerintah pusat khususnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme semata. Keterlibatan secara aktif pemerintah daerah yang menjadi lokus kegiatan dapat membantu mengatasi penanggulangan radikalisme dan terorisme secara efektif, menyeluruh dan menyentuh masyarakat secara langsung.
Tim Sinergisitas 38 K/L mengunjungi wilayah sasaran Sinergisitas ketiga yaitu Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Pemerintah Daerah Kota Palu. Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturahmi serta untuk meningkatkan koordinasi implementasi program-program Sinergisitas dengan pemda di wilayah sasaran. Silaturahmi yang diadakan pada hari Rabu (19/02) pagi di Kantor Wali Kota Palu ini, dihadiri langsung oleh Wali Kota Palu, Drs. Hidayat, M.Si., serta beberapa perwakilan dari dinas maupun instansi daerah setempat.
Wali Kota Palu, Drs. Hidayat, M.Si., menyambut baik kunjungan Tim Sinergisitas 38 K/L dan memberikan apresiasi terhadap program yang telah berjalan dengan baik sampai saat ini. Dinyatakan bahwa program yang dilakukan BNPT sudah sangat tepat karena secara langsung turun ke wilayah sasaran untuk menanyakan apa saja kebutuhan di daerah dalam upaya membangun nilai kebangsaan.
Melalui sambutannya, Wali Kota Palu menjelaskan bahwa upaya pemulihan ekonomi masyarakat terlebih pascabencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami yang melanda Palu, menjadi salah satu prioritas pemerintah. Kondisi masyarakat pascabencana yang tidak stabil dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok dengan paham yang bertentangan dengan NKRI. Sehingga akses dan pendampingan ekonomi mikro menjadi salah satu solusi agar masyarakat Palu lebih produktif dalam tahap pemulihan pascabencana.
Di sisi lain, pemerintah Kota Palu juga telah berupaya mengimplementasikan kebijakan nilai-nilai kearifan lokal untuk memperkokoh budaya. Penguatan masyarakat seperti ini menjadi upaya mereduksi dampak radikalisme dan terorisme agar tumbuh nilai toleransi, kekeluargaan dan gotong-royong. Namun dirasakan masih perlu adanya sentuhan langsung dan pendekatan khususnya bagi para pemuda yang rentan potensi paparan radikalisme.
“Kita berusaha membangun kekuatan masyarakat. Kita bangun kembali nilai-nilai toleransi dan kekeluargaan di tengah masyarakat agar terawat dan terjaga. Kegiatan olahraga dan seni diadakan sampai tingkat kelurahan agar terjadi komunikasi dan interaksi sosial agar tidak terjadi konflik. Kemudian pendidikan agama di sekolah ditambah, sehingga generasi muda tidak hanya kecerdasan intelektual dan emosinya dibangun tapi juga kecerdasan religiusnya. Ini agar anak muda kedepannya tidak lagi mudah menerima paham yang bertentangan dengan negara karena telah mengerti agama secara utuh,” ujar Drs. Hidayat, M.Si.
Usai sambutan dari Wali Kota Palu, Ketua Tim Pelaksana Sinergisitas yang juga merupakan Sekretaris Utama BNPT, Marsda TNI Dr. A. Adang Supriyadi, menjelaskan bahwa penanggulangan terorisme akan menjadi semakin berat kedepannya, untuk itu pertemuan semacam ini dilaksanakan agar sinergi lebih terjalin antara pemerintah pusat dengan daerah sehingga pencegahan dapat dilakukan secara efektif, tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
Tahun ini, dijelaskan oleh Sestama BNPT, bahwa Sinergisitas Program Penanggulangan Terorisme telah masuk tahap leadership, dimana pendekatan dijalin dengan para pemimpin, tokoh agama maupun tokoh masyarakat namun pendekatan infrastruktur masih akan tetap berjalan. Perencanaan secara bertahap dilaksanakan dengan 14 langkah pendekatan di hulu dan hilir berlandaskan teori dan guidance yang empirik untuk diterapkan di lapangan, sehingga program seperti ini tidak bisa jika hanya diselesaikan semata-mata dalam waktu pendek.
“Harapannya setelah pendekatan leadership ini berjalan, ada nilai-nilai atau value yang tumbuh dan tokoh yang muncul membawa kotanya menjadi makmur khususnya champion-champion dari pesantren sehingga kedepannya dapat menuju tahap estetika, yaitu terbentuk kampung atau kota madani yang tidak ada lagi kekerasan, tidak akan ada lagi aksi teror,” ungkap Sestama BNPT.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa Sinergisitas 38 K/L Program Penanggulangan Terorisme merupakan salah satu program unggulan BNPT yang telah menjadi contoh best practice yang mendunia karena menggunakan pendekatan humanis (soft power approach) dalam mengurai permasalahan radikalisme dan terorisme contohnya melalui pendekatan ekonomi, sosial maupun dengan dialog budaya dan lintas agama, serta penguatan infrastruktur. Dalam implementasinya, program ini bertumpu pada koordinasi dan kolaborasi yang berkesinambungan antara 38 Kementerian dan Lembaga bekerja sama dengan pemerintah daerah. Program ini telah diselenggarakan di tiga wilayah sasaran prioritas yaitu Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, terdapat lima wilayah yang menjadi sasaran program ini di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Poso, Kota Palu, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo Una Una, dan Kabupaten Parigi Moutong.