Sestama BNPT Perkenalkan Upaya Kementerian dan Lembaga Bersinergi Menanggulangi Terorisme di Konferensi Internasional Homeland Security Indonesia 2020
Jakarta - Pameran dan konferensi bertaraf internasional, Homeland Security (HLS) Indonesia 2020 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, memasuki hari kedua (5/03) dimana Sekretaris Utama BNPT, Marsda TNI Dr. A. Adang Supriyadi berkesempatan untuk menjadi pembicara utama dalam salah satu sesi konferensi dengan bahasan topik bertajuk “Spearheading the Multi-Stakeholder Effort on Counterterrorism Strategy”.
Dalam sesi yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai instansi dengan latar belakang praktisi maupun akademisi ini, Sestama BNPT memberikan pemahaman tentang tugas dan fungsi BNPT sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia serta berbagi strategi dan langkah terbaik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam paparannya mewakili kehadiran Kepala BNPT, Dr. A. Adang Supriyadi memperkenalkan kepada peserta metode penanggulangan terorisme yang selama ini digunakan oleh BNPT, yaitu melalui pendekatan nirkekerasan atau soft power approach yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan Sinergisitas Antarkementerian dan Lembaga Program Penanggulangan Terorisme.
Diungkapkan saat paparan, bahaya dan ancaman terorisme tidak hanya dapat ditangani oleh BNPT semata sehingga BNPT mendorong kolaborasi dengan 38 Kementerian dan Lembaga serta tidak terkecuali partisipasi masyarakat, untuk ikut berkontribusi mengurai permasalahan terorisme agar efektif dan menyeluruh. Akar permasalahan terorisme yang beragam membuat terorisme tidak cukup jika hanya diatasi di hilir, banyak faktor di hulu yang menyebabkan berkembangnya radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat, salah satunya faktor ekonomi. Sehingga diperlukan pendekatan yang menyentuh kelompok rentan melalui pendampingan dan pemberian bantuan yang dapat meningkatkan penghidupan mereka melalui Sinergisitas Antarkementerian dan Lembaga Program Penanggulangan Terorisme yang dilaksanakan di tiga Provinsi sasaran yaitu Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Jawa Timur.
Sestama BNPT kemudian memberikan beberapa contoh kerja sama yang telah terlaksana di ketiga wilayah tersebut secara fisik seperti pemenuhan kebutuhan infrastruktur sarana dan prasarana contohnya pembangunan rusunawa di Pondok Pesantren Islam Amanah Putra di Poso dan Pondok Pesantren Al Madinah di Bima bekerja sama dengan Kementerian PUPR, penyediaan air bersih dan penerangan oleh Kementerian ESDM, hingga bantuan ternak hewan dan bibit pertanian oleh Kementerian Pertanian. Sementara itu bantuan non fisik yang telah diberikan beberapa contohnya meliputi program keserasian sosial dan kearifan lokal oleh Kementerian Sosial, pelatihan keterampilan pemberdayaan ekonomi, penyuluhan hukum, beasiswa pendidikan, hingga sosialisasi wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila kepada kelompok sasaran.
Dengan sinergi yang menyentuh langsung kepada kelompok sasaran tersebut, diharapkan kelompok yang rentan dan berpotensi terpapar paham radikalisme dan terorisme pada akhirnya dapat menjadi Kampung Madani sebagai tujuan sempurna program ini, yaitu membawa masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera agar tidak lagi berada dalam pusaran paham radikal terorisme.
“Pada akhirnya, kelompok sasaran dapat menerima manfaat dari intervensi dan kehadiran negara dalam upaya mensejahterakan rakyat. Dengan demikian diharapkan mereka tidak lagi terlibat dalam aksi radikal bahkan yang menjurus pada tindak pidana terorisme. Mereka dapat merasakan kehadiran negara di tengah mereka sehingga dapat mengikis paham yang menyimpang dari konsensus dasar Indonesia,” harap Sestama BNPT.
Sestama BNPT menargetkan kedepannya segenap Kementerian dan Lembaga harus lebih meningkatkan koordinasi dan melahirkan kolaborasi yang positif. Bahkan langkah nirkekerasan yang diambil oleh BNPT ini telah diakui dunia sehingga banyak negara yang ingin meneladani strategi ini. Keberhasilan tersebut membuat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan ikut serta di tahun 2020, sehingga secara total menjadi sebanyak 38 K/L yang telah bergabung dalam program ini.
“Di Homeland Security Indonesia kali ini, mewakili kepala BNPT, saya sampaikan terkait dengan Sinergisitas Antarkementerian dan Lembaga yang sekarang telah bertambah menjadi 38 Kementerian. Para peserta setelah saya menyampaikan paparan tadi sangat antusias, banyak diskusi setelahnya tentang sejauh mana yang sudah dilakukan oleh BNPT dan Kementerian. Harapan saya tentunya akan kita tingkatkan terus kerja sama dan koordinasi dengan K/L supaya paham radikal bahkan terorisme khususnya di tiga Provinsi tersebut dapat direduksi,” ujar Sestama BNPT saat memberi penjelasan.
Marsda TNI Dr. A. Adang Supriyadi, selanjutnya saat mengunjungi pameran mengungkapkan apresiasi terhadap partisipasi BNPT dalam acara kali ini, yang dinilai dapat meningkatkan pemahaman masyarakat luas akan bahaya radikalisme dan terorisme. Antusiasme pengunjung menjadi bukti bahwa masyarakat juga memiliki keinginan untuk berpartisipasi mereduksi radikalisme dan terorisme di tengah hempasan paham radikal dan berkembangnya nilai-nilai intoleransi yang dapat memecah belah bangsa. Keikutsertaan dalam pameran berskala internasional ini juga menunjukkan dukungan BNPT dalam mempromosikan stabilitas keamanan dan perdamaian dunia.
“Pameran ini penting untuk bisa memberikan suatu pemahaman kepada masyarakat luas mengenai apa saja tugas BNPT, bagaimana langkah yang dilakukan untuk menanggulangi terorisme, serta visi dan misinya. Banyaknya pengunjung di stand BNPT menjadi bukti keinginan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Dengan ini semoga BNPT kedepannya akan lebih sukses lagi,” ujar Sestama BNPT sebagai ungkapan apresiasinya.