Berita Terbaru

Pentingnya Deteksi Dini Dalam Penanggulangan Terorisme

Pentingnya Deteksi Dini Dalam Penanggulangan Terorisme

Bekasi - Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melalui Direktorat Pembinaan Kemampuan BNPT, menyelenggarakan seminar Peningkatan Kemampuan Pemahaman pada Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah dalam Penanggulangan Terorisme di Kota dan Kabupaten Bekasi (28/7). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini ditujukan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan terkait penanggulangan terorisme, meningkatkan sinergi, serta menyamakan interpretasi antara Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah. Seminar diisi dengan paparan beberapa narasumber berkompeten dari Direktur Binmas Polda Metro Jaya, Densus 88/AT, Binda Jawa Barat, Kesbangpol Kota Bekasi, Kodam Jaya, dan BNPT. 

Kegiatan secara resmi dibuka oleh Brigjen Pol. Drs. Imam Margono selaku Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT. Melalui kata sambutannya dijelaskan bahwa Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah memainkan peran penting dalam penanggulangan terorisme, terutama dalam hal pencegahan. Sebagai garda terdepan yang berinteraksi dengan masyarakat, tiga pilar Kamtibmas mengemban fungsi basis deteksi, dimana dalam hal ini baik Bhabinkamtibmas, Babinsa maupun Lurah melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mendeteksi aktivitas kelompok radikal di wilayah. Untuk itu, kemampuan deteksi dini perlu ditingkatkan demi menekan penyebaran paham radikal terorisme dan aksi terorisme itu sendiri.

Narasumber yang hadir mengisi seminar kali ini membahas penanggulangan radikalisme dan terorisme dari berbagai perspektif. Direktur Binmas Polda Metro Jaya menekankan bahwa ancaman terorisme digambarkan seperti gunung es. Aksi teror yang terjadi merupakan puncak gunung es yang muncul dari proses radikalisasi sebagai bagian bawah gunung es. Demi menghentikan penyebaran paham radikal terorisme, tiga elemen Kamtibmas harus membangun komunikasi dan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, sinergi dan kemampuan deteksi dini meningkat, paham radikal dan aksi teror pun dapat diminimalisir. 

Lebih lanjut, narasumber lainnya dari Densus 88/AT menyampaikan pentingnya kolaborasi komponen Kamtibmas dalam upaya deteksi dini dan cegah dini, khususnya dalam fenomena indokterinasi paham radikal melalui dunia maya. Proses radikalisasi melalui ruang publik, yaitu sosial media dan internet, dapat melahirkan sel atau kelompok, maupun individu yang radikal dalam waktu yang singkat. Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah harus bergerak dengan sigap dan taktis agar sel-sel baru tersebut tidak tumbuh subur di Kabupaten dan Kota Bekasi. 

Dari kacamata sosial budaya, pemicu infiltrasi paham radikal terorisme dapat disebabkan oleh faktor ekonomi hingga celah budaya di masyarakat. Dalam menanggulangi hal tersebut, tiga pilar Kamtibmas perlu melibatkan tokoh agama maupun budaya agar paham atau ideologi menyimpang dapat direduksi. 

Melalui sesi paparan dan diskusi hari ini, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan terorisme harus dilaksanakan bersama. Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah harus terus membangun relasi dan sinergi agar paham radikal yang memicu aksi terorisme tidak terpupuk subur di tengah masyarakat. 

“Kerja sama tiga pilar harus selalu terjaga dengan satu tujuan yaitu mempertahankan NKRI yang berdasarkan Pancarsila dan UUD 1945, ideologi apapun yang bersebrangan dengan Pancasila tidak boleh hidup di Tanah Air kita, karena hanya Pancasila yang dapat mempersatukan dari Sabang sampai Merauke, hari ini kita juga bisa berisatu karena ada ideologi Pancasila,” tutup Imam Margono.

Direktorat Pembinaan Kemampuan BNPT telah menyelenggarakan kegiatan yang sama bagi Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Lurah di wilayah DKI Jakarta (9/7). Selanjutnya, seminar peningkatan kemampuan pemahaman akan kembali diselenggarakan bagi tiga pilar Kamtibmas di wilayah Depok.

Jul 28, 2020

Authoradmin