Kepala BNPT Dukung Upaya Mendorong Partisipasi Aktif Perempuan Sebagai Agen Perdamaian Dalam Konferensi Nasional WGWC
Purwakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., dalam sambutan menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Menurutnya Perempuan harus mampu menjadi agen perdamaian minimal di dalam keluarga mereka sendiri.
“Perlu upaya serius untuk mendorong partisipasi aktif perempuan sebagai agen perdamaian yang dapat menumbuhkan community resilience yang dimulai dari menumbuhkannya di keluarga dan kemudian di komunitas,” kata Kepala BNPT dalam sambutan pembuka (pre-recorded) pada Konferensi Nasional Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism (WGWC): Perempuan, Agensi, dan Pemberdayaan dalam Melawan Ekstremisme Kekerasan di Purwakarta pada Senin (6/5).
Lebih lanjut Kepala BNPT sampaikan bahwa BNPT mengapresiasi kontribusi WGWC selama ini dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan (P/CVE) dan berharap Konferensi ini dapat menghasilkan gagasan dan ide yang lebih memperkuat upaya-upaya P/CVE di tanah air. Kegiatan Konferensi WGWC ini juga sejalan dengan salah satu program prioritas BNPT tahun 2024, yaitu: Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja, dan komitmen Kepala BNPT bahwa BNPT selalu siap bekerja sama dengan WGWC.
Sementara anggota Steering Committee WGWC, Debby Affianty berharap apa yang telah dilakukan dalam WGWC dapat dikolaborasikan dengan Pemerintah Daerah agar hasilnya dapat berdampak sampai ketingkat masyarakat.
“Kami berharap kerja-kerja WGWC dapat dikombinasikan dengan Pemda untuk dapat dikomunikasikan di akar rumput (untuk hasil yang lebih berdampak),” ujarnya.
Senada dengan anggota Steering Committee WGWC, Dicky Darmawan S.H., M.Hum., melihat pentingnya kolaborasi dalam mengatasi upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme yang mengarah pada terorisme di daerah, khususnya dengan lebih melibatkan perempuan yang didukung oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Melalui Peraturan Bupati telah mengeluarkan RAD PE yang bertujuan untuk mengajak seluruh komponen di Purwakarta untuk mengatasi ancaman dan potensi ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme,” kata perwakilan Bupati Purwakarta ini.
Pembukaan Konferensi Nasional WGWC dihadiri oleh 26 Organisasi Masyarakat Sipil yang tergabung dalam WGWC, Para Pejabat Perwakilan Daerah Provinsi Jawa Barat beserta Kabupaten Purwakarta, Perwakilan Kedutaan Besar Negara Sahabat Belgia, Amerika, dan Australia, serta Pimpinan BNPT yang diwakili oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional, Andhika Chrisnayudhanto, S.I.P., M.A dan Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral, Dionnisius Elvan Swasono, S.Sos., M.Si.. Selain itu, turut hadir secara online Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ratna Susianawati, SH, MH. Dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan tersebut diharapkan Konferensi Nasional dapat menjadi ajang penting untuk merancang strategi yang efektif untuk mencapai tujuan perdamaian dan pencegahan ekstremisme yang responsif gender.
Sebagai informasi, WGWC sendiri telah memulai gerakan kolektif kerja penguatan pengarusutamaan gender dalam PCVE sejak 2017 dengan mengadopsi agenda WPS (Women, Peace and Security) dalam membaca perkembangan radikalisme dan memformulasi strategi untuk menguatkan keterlibatan perempuan di dalamnya. Selama 7 tahun perjalanannya, WGWC meyakini bahwa memperkuat agensi perempuan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Pemberdayaan ini diharapkan memiliki dampak positif pada upaya deradikalisasi, memfasilitasi reintegrasi individu ke dalam masyarakat, dan mendukung proses pemulihan bagi korban terorisme secara berkelanjutan. Selanjutnya Konferensi WGWC yang berlangsung 5-8 Mei 2024 akan membahas agenda kepemimpinan WGWC.