Jaga Hubungan Bilateral, BNPT Gelar Konsultasi Penanggulangan Terorisme Indonesia-Australia Ke-7
Jakarta - Dalam situasi global sebelum pandemi, ratusan negara tengah melaksanakan penanggulangan terorisme yang penuh tantangan dan mengancam keamanan. Kini di tengah pandemi, program penanggulangan terorisme menemui tantangan baru yang dihadapi seluruh negara yang juga terdampak Covid-19. Bertambahnya variabel covid-19 dalam penanggulangan terorisme tetap menuntut kerja sama internasional yang kuat antar lintas negara mengingat pergerakan terorisme tidak berhenti.
BNPT sebagai lembaga pemangku kepentingan penanggulangan terorisme yang bertugas melaksanakan koordinasi penanggulangan terorisme menggelar Konsultasi Bilateral Penanggulangan Terorisme antara Indonesia-Australia ke-7. Bertempat di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Rabu (15/7) konsultasi dipimpin oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar dan didampingi Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto dan Direktur Kerja Sama Bilateral BNPT, Brigjen Pol. Drs. Kris Erlangga A.W.
Delegasi-delegasi Australia yang dipimpin oleh Duta Besar untuk Penanggulangan Terorisme H.E. Paul Foley berlokasi di Canberra, Australia, menghadiri konsultasi via video teleconference. Sementara itu puluhan perwakilan dari belasan Kementerian/Lembaga terkait meliputi Kemenkopolhukam, Kepolisian RI, TNI, Kemenlu, BIN, Kemenkumham, PPATK, Kejagung RI, LPSK, BSSN dan Bappenas, hadir secara langsung mengikuti rapat konsultasi sebagai delegasi Republik Indonesia.
Konsultasi dibuka oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar dengan kata sambutan. Ia menyampaikan agar kedua belah negara dapat menjaga semangat, terus bekerja sama serta tetap menjaga hubungan dalam lingkup penanggulangan terorisme meskipun sedang menghadapi pandemi covid-19. Hal ini mengingat baik Australia dan Indonesia tengah menghadapi Covid-19 sehingga penanggulangan terorisme keduanya menghadapi tantangan baru.
“Indonesia juga menghadapi kesulitan yang sama seperti yang dialami masyarakat global, bahwa Covid-19 tidak hanya menjadi tantangan penanggulangan bagi aparatur, namun kondisi ini juga dimanfaatkan kelompok teroris untuk terus gencar menyebarkan narasi propaganda mereka,” ujar Kepala BNPT.
Beberapa hal yang menjadi pembahasan konsultasi meliputi pengaruh Covid-19 dalam lingkungan penanggulangan terorisme, prioritas nasional dan bilateral seperti peningkatakan kapasitas, penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan serta perkembangan Foreign Terrorist Fighter (FTF). Rencana kegiatan-kegiatan kepemimpinan berskala internasional mendatang juga menjadi pembahasan dengan pertimbangan situasi pandemi.
Hubungan antara Indonesia dan Australia dalam konteks penanggulangan terorisme terbilang erat. Hubungan kerja sama tersebut ditunjukkan dengan pembaharuan Nota Kesepahaman antara kedua belah negara pada tahun 2018 lalu. Kegiatan konsultasi bilateral antara Indonesia-Australia merupakan rangkaian kerja sama yang digelar secara tahunan. Menginjak yang ke-7 kali, konsultasi kali ini diselenggarakan secara virtual dan mengikuti protokol kesehatan seperti pembatasan jarak sosial antara peserta guna memutus mata rantai Covid-19.