Berita Terbaru

BNPT Jalankan Program Deradikalisasi dan Maksimalkan Yayasan Mitra Deradikalisasi di Makassar

BNPT Jalankan Program Deradikalisasi dan Maksimalkan Yayasan Mitra Deradikalisasi di Makassar

Makassar - Maraknya terorisme membuat masyarakat merasa resah, sehingga penyebaran paham radikalisme di dunia maya maupun di lingkungan masyarakat masih menjadi pekerjaan pemerintah yang dibantu oleh masyarakat untuk menghilangkan paham tersebut di Indonesia. Adanya paham radikalisme yang berujung pada aksi terorisme merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan negara serta kepentingan nasional.

Ancaman terorisme perlu dicegah dengan salah satu program yaitu Deradikalisasi. Deradikalisasi merupakan upaya untuk mengurangi dan menghilangkan paham radikal seseorang.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan beberapa program, salah satunya yaitu deradikalisasi. Deradikalisasi ini bertujuan untuk menetralkan pemikiran-pemikiran bagi mereka yang sudah terpapar dengan paham radikalisme, yang menjadi sasarannya yakni para teroris yang ada di dalam lapas maupun di luar lapas.

Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Irfan Idris menjelaskan lebih lanjut, program Deradikalisasi yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 memiliki tahapan. Seperti yang ada di dalam lapas terlebih dahulu dilakukan identifikasi, rehabilitasi, re-edukasi, dan re-integrasi. Sedangkan, upaya pencegahan yang ada di luar lapas, dilakukan identifikasi, pembinaan keagamaan, wawasan kebangsaan, dan kewirausahaan. 

Mengacu pada aksi kejadian bom Gereja Katedral di Makassar dua hari silam, melalui instruksi Kepala BNPT, Irfan Idris menyatakan dalam mengoptimalkan serta menguatkan program Deradikalisasi di Sulawesi Selatan, BNPT akan memaksimalkan yayasan yang mewadahi mantan napi teroris maupun simpatisan untuk mengembangkan kegiatan yang telah dimiliki untuk dijalankan. 

“Dalam program deradikalisasi, ada dua program yang menarik, baik di dalam lapas maupun di luar lapas. Di dalam lapas yaitu reintegrasi untuk mereka yang keluar, kemudian di luar lapas itu kewirausahaan. Bagi mereka yang berpotensi atau simpatik dengan aksi bom katedral kemarin itu tentu kita menggandeng napi-napi teroris sebelumnya yang sudah kooperatif untuk kita maksimalkan pembinaan-pembinaan pendampingan dan pemberdayaan teman-teman untuk kewirausahaan. Agar nanti jangan ada yang bersimpatik kedua, ketiga, dan seterusnya bersama suami istrinya melakukan bom bunuh diri lagi,” imbau Irfan. 
Melihat dari pelaku bom Gereja Katedral Makassar, Prof Irfan Idris menambahkan, seseorang yang memiliki paham radikalisme dan langsung melakukan aksi bom bunuh diri sangatlah berbahaya dibandingkan dengan mantan teroris. Luasnya jaringan dari mantan teroris terhadap informasinya adanya pihak yang mendukung kelompok radikal, sangat membantu mengimplementasikan program deradikalisasi dan memanfaatkan binaan mantan teroris yang sudah ada. 

Lebih lanjut, bersama para mitra deradikalisasi di Sulawesi Selatan, BNPT akan mengembangkan program deradikalisasi secara informal, dengan mengadakan kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan door-to-door, yang juga akan diisi dengan wawasan keagamaan. Tentunya program ini harus didukung oleh seluruh pihak pemerintah dan juga masyarakat, mulai dari RT/RW, Pemerintah daerah. 

“Untuk di Makassar sendiri, program pencegahan yang disampaikan oleh Walikota Makassar itu sangat menarik dengan masuknya program deradikalisasi dari pendidikan, lingkungan keluarga, hingga organisasi keagamaan. Dengan sinergi bersama mitra deradikalisasi tentu diharapkan ini dapat menjadi upaya deteksi dini agar mata rantai paham yang bertentangan dengan ideolagi bangsa bisa hilang,” tutup Irfan Idris.

Mar 30, 2021

Authoradmin