BNPT Dukung 31 Mahasiswa Indonesia Tempuh Studi di Suriah, Pelajari Moderasi Beragama dan Konflik Suriah
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendukung pendidikan moderasi beragama lewat keberangkatan 31 mahasiswa yang akan menempuh studi S1 di Universitas Bilad Syam cabang Mujamma' Syeikh Ahmad Kaftaro Damaskus Suriah pada Selasa (9/11).
31 mahasiswa asal Indonesia ini akan belajar belajar Islam dari para ulama moderat di Suriah. Di harapkan meraka dapat belajar ilmu agama, sejarah peradaban dunia dan pelajaran berharga dari konflik Suriah.
"Kita harus bersama-sama menjaga anak bangsa jangan sampai terbawa ajaran yg tidak mencerminkan bangsa indonesia yang menghargai leluhur dan pahlawan, generasi berikutnya jangan sampai disorientasi. Tidak memiliki pemahaman tentang batasannya dan karakter bangsanya, berpegangan pada dakwah Islam lebih mengedepankan nilai-nilai ukhuwah mengelola perdamaian,” ujar Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr.Boy Rafli Amar beberapa waktu lalu.
Sementara itu Duta Besar Republik Arab Suriah Dr. Abd. Mun'im Annan,mengingatkan agar kita berhati-hati dengan kelompok salafi wahabi, karena dimana mereka masuk suatu negara, negara itu hancur. "Lihatlah Afghanistan, Somalia, Yaman, Iraq, Suriah, dan banyak negara muslim lain yang hancur dan tak kunjung maju setelah disusupi ideologi jihad ala wahabi" tambahnya.
Dubes berpesan agar para mahasiswa kelak bisa tetap menjaga Islam sekaligus menjaga negaranya dengan baik. "Sejauh saya bertugas di berbagai negara, saya tidak menemukan Islam sebagaimana yang saya temukan di Indonesia. Inilah Islam!" imbuhnya.
Abd Mun'im juga mengapresiasi pemerintah Indonesia yang mampu menjaga agama dengan baik, sekaligus mampu mengelola sumber daya alam, melibatkan anak-anak muda dalam pembangunan serta mewujudkan pembangunan infrastruktur yang begitu pesat. "Cintailah negara kalian, jangan biarkan negara ini dirusak!" tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Ali Ramdhani menambahkan bahwa Indonesia adalah negara bhinneka yang harus dijaga keberagamannya karena agama bertugas untuk merukunkan banyak orang. Eskalasi konflik antar anak bangsa harus dihindari karena itu akan menghambat pembangunan sebuah negara, apalagi Indonesia saat ini telah masuk dalam G-20.
Keberangkatan rombongan mahasiswa didampingi langsung oleh Ketua Umum KH. Ahmad Fathir Hambali dan Sekjen Al Syami H. M. Nailur Rochman. Beberapa pejabat penting hadir dalam acara tersebut, diantaranya Konsuler kedutaan Mr. Nahid, Ka. Densus 88 Irjen Pol. Marthinus Hukom, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Dr. M. Ali Ramdhani dan Kasubdit Intelijen mewakili Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Kombes. Pol. Alexander Sabar.