Berita Terbaru

BNPT, BP2MI, EU dan RUSI Berikan Pembekalan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan Kepada Instruktur Orientasi Pra Pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia

BNPT, BP2MI, EU dan RUSI Berikan Pembekalan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan Kepada Instruktur Orientasi Pra Pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Uni Eropa (EU) dan the Royal United Service Institute (RUSI) berkolaborasi mengadakan Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan Kepada Instruktur Orientasi Pra Pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, tanggal 29-31 Agustus 2022. 

"Pelatihan ini merupakan salah satu upaya hadirnya pemerintah dalam rangka perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dari tindak pidana terorisme sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang rencana aksi nasional dalam pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah kepada terorisme," ungkap Deputi bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto.

Andhika menjelaskan sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 bahwa negara wajib memberikan perlindungan bagi WNI baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan Demikian BNPT dan BP2MI melakukan sinergi sebagai badan yang bertugas memberikan perlindungan kepada PMI. Mengacu pada komposisi diaspora Indonesia di luar negeri bahwa sebagian besar merupakan pekerja migran. Maka diperlukan langkah-langkah terkoordinasi dengan mediasi yang representatif dalam rangka pencegahan terorisme.

"Dalam melakukan pencegahan terorisme serta menjaga pahlawan devisa dari tindak pidana terorisme diperlukan koordinasi, kerja sama dan tentunya kolaborasi yang mana salah satunya dengan melibatkan instruktur PMI. Mereka merupakan pihak yang paling dekat dengan PMI mengingat instrukturlah yang mempersiapkan PMI sebelum berangkat ke negara penempatan. Maka dari itu, BNPT melihat bahwa penting untuk para instruktur dikuatkan kemampuannya dalam membekali calon PMI," tambah Andika.

Di samping itu, delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Marc Vierstraete-Verlinde, menuturkan bahwa ekstremisme berbasis kekerasan merupakan salah satu permasalahan global yang harus dihadapi pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia saat ini. Menurutnya, dengan pelatihan ini para instruktur orientasi PMI dapat memahami definisi, konsep dan teori yang digunakan dalam pencegahan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan.

"Kita semua memiliki peran yang penting dalam menangkal ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia. Akan semakin efektif untuk kita agar dapat memahami dan terjun langsung untuk mempelajari prinsip dan melatih diri dalam menangkal ekstremisme berbasis kekerasan yang baik," ujar Marc Viersrtaete-Verlinde.

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ahnas, S.AG., M.Si., menyampaikan bahwa kerja sama ini dalam rangka memberikan pembekalan kepada Instruktur para calon PMI secara maksimal. Keberadaan PMI di beberapa negara cukup banyak. Berdasarkan laporan yang diterima, tahun 2020 data yang masuk sebesar 113.436 PMI yang bekerja di luar negeri. Tahun 2021 turun karena kondisi pandemi covid menjadi 72.624. Kemudian di tahun 2022 sampai dengan 28 Agustus sebesar 98.529 tentu sudah mulai meningkat kembali.

"Orientasi pra pemberangkatan yang saya anggap menjadi gerbang pertama sebelum mereka bekerja itu adalah memberikan instrumen perlindungan secara maksimal sebelum mereka bekerja. Sehingga para PMI yang akan berangkat keluar negeri ke negara penempatan harapannya setelah mengikuti orientasi pra pemberangkatan dari calon PMI memiliki kesiapan. Baik kesiapan mental, kesiapan pengetahuan untuk bekerja keluar negeri, dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi serta karakter baik yang dapat menjaga nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia," Ahnas menjelaskan.

Dengan begitu, melalui pelatihan ini diharapkan para instruktur dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan materi terkait pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan dalam proses orientasi pra keberangkatan PMI. 45 peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan perwakilan dari BP2MI, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) dan juga perwakilan dari BNPT.

Aug 29, 2022

Authoradmin