Berita Terbaru

Pentingnya Pendidikan Toleransi Bagi Milenial Melalui Karya Sastra Klasik "Si Doel Anak Jakarta" 

Pentingnya Pendidikan Toleransi Bagi Milenial Melalui Karya Sastra Klasik "Si Doel Anak Jakarta" 

Jakarta - Ajaran mengenai toleransi dapat disebarluaskan melalui banyak hal, salah satunya bisa melalui sebuah karya sastra klasik seperti "Si Doel Anak Jakarta" karya Aman Datuk Madjuindo. Karya sastra ini  mengangkat nilai-nilai kesalehan sosial di masa lalu dimana pada zaman itu, masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi toleransi dengan balutan nilai-nilai kearifan lokal. 

Pada 1932, Aman Datuk Madjuindo menerbitkan cerita Si Doel Anak Betawi untuk pertama kalinya di bawah naungan Balai Pustaka. Karya sastra buatan Aman mengisahkan tentang petualangan Doel menuntut pendidikan sembari menghadapi jago-jago di kampungnya menjadi cukup populer. Si Doel sudah mengalami cetak ulang sebanyak lima kali pada 1951 dan sempat beralih judul menjadi "Si Doel Anak Jakarta."

Pesan moral yang terkandung di dalam karya sastra milik Aman Datuk ini memiliki semangat yang sama dengan upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam melawan terorisme dan radikalisme. Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. mengatakan “Si Doel Anak Jakarta" merupakan karya sastra klasik yang penuh dengan nilai-nilai luhur, kearifan lokal yang original, dan masih relevan untuk dicontoh dengan kondisi saat ini. 

"Dengan adanya keterbukaan informasi. Anak-anak kita terpapar oleh budaya asing. Jangan sampai mereka lupa dan tidak lagi memegang nilai-nilai kesalehan sosial di masa lalu," kata Kepala BNPT dalam Press Conference Pentingnya Pendidikan Toleransi Melalui Sastra Klasik Dalam Media Milenial "Si Doel Anak Jakarta" Karya Aman Datuk Madjuindo di Gedung Balai Pustaka Jakarta, Senin (22/02/2020). 

Boy yakin bahwa cerita "Si Doel Anak Jakarta" dapat mengajarkan anak-anak Indonesia untuk lebih mencintai budaya dan negaranya. Karya sastra klasik ini menurutnya tidak hanya menghibur tapi juga memberikan nilai pendidikan yang tinggi. 

"Si Doel ini kan banyak hal yang bisa dicontoh anak-anak Indonesia saat ini. Bagaimana dia patuh kepada orangtua, rajin beribadah, nasionalisme, setia kawan, jujur dan rajin belajar," ungkapnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero), Dr. Ir. Achmad Fachrodji sangat mengapresiasi karya sastra klasik buah karya Aman Datuk sebagai buku anak-anak yang wajib dibaca untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi. 

"Kami sepakat bahwa buku-buku karya sastra klasik ini punya bagian penting dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi bagi generasi muda Indonesia," ujarnya. 

Poduser film, Aditya Yusma Perdana mengatakan karya sastra klasik "Si Doel Anak Jakarta" sangat tepat untuk dijadikan sebuah film yang mengangkat nilai-nilai luhur dan budaya nasional. Aditya menambahkan akhlak baik yang dimiliki karakter "Si Doel" bisa menjadi panduan orangtua dan anak dalam menjalani kehidupan  rukun dan damai di lingkungan masyarakat yang jauh dari paham terorisme dan radikalisme. 

"Si Doel Anak Jakarta bisa diangkat menjadi film yang tentunya bukan hanya nilai hiburan saja tapi ada semangat kearifan lokal, nilai-nilai budaya, dan kesalehan lokal," ujarnya.

Feb 22, 2021

Authoradmin