Berita Terbaru

Melalui Klinik Pancasila, BNPT   Deradikalisasi Napiter Jadi Dokter Pancasila

Melalui Klinik Pancasila, BNPT  Deradikalisasi Napiter Jadi Dokter Pancasila

Jakarta - Segala cara dan upaya yang maksimal dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk melakukan deradikalisasi terhadap narapidana terorisme (napiter).

Salah satu cara terbaru deradikalisasi yang mengedepankan pembinaan wawasan kebangsaan terhadap nilai-nilai Pancasila kepada napiter pun dilakukan dengan nama "Klinik Pancasila." 

Klinik Pancasila punya pola pembinaan yang sederhana tapi efektif. Pertama, napiter akan diberikan pemahaman dan pembelajaran terkait nilai-nilai Pancasila. Kemudian, napiter yang akhirnya menerima, mengerti dan mau mengamalkan nilai-nilai Pancasila akan ditunjuk menjadi "Dokter Pancasila" di Klinik Pancasila. Selanjutnya mereka akan mengajarkan dan memberi pengertian terkait Pancasila ke narapidana yang lainnya. Inilah yang disebut dengan deradikalisasi proxy. 

"Dulu masih bentuknya diskusi-diskusi Pancasila, Tapi sekarang caranya lain. Warga binaan (Napiter) ini bertindak sebagai Dokter Pancasila. Nanti mereka inilah yang akan mendidik warga binaan lain untuk menerima Pancasila dan mengamalkan Pancasila. Warga binaan yang sakit-sakit sila Pancasila-nya akan dinasehati oleh mereka. Ini namanya Deradikalisasi menggunakan proxy," kata Prof. Irfan dalam acara "Pancasila Dalam Tindakan : Bersatu Untuk Indonesia Tangguh Dalam Rangka Memperingati Hari Lahir Pancasila" di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 1 Cipinang, Jakarta pada Rabu (2/6/2021). 

Lebih lanjut, Prof. Irfan memandang para napiter yang menjadi Dokter Pancasila secara tidak langsung diuji kemampuannya dan keseriusannya dalam menerima, mengerti dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. 

"Ikrar kepada NKRI itu bukan hanya tanda tangan saja tapi dia harus bisa menjelaskan, melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Ketika mereka jadi Dokter Pancasila secara otomatis kita bisa lihat seberapa jauh bagaimana mereka memahami Pancasila itu sendiri," ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Binapi Latkerpro (Pembinaan Narapidana Latihan Kerja Produksi) Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham Thurman S.M. Hutapea, Bc. IP., S.H., M. Hum., berpendapat Klinik Pancasila ini harus digalakan di tengah tantangan pudarnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Khusus di lingkungan lembaga pemasyarakatan, Klinik Pancasila ini sejalan dengan program pembinaan kepribadian warga binaan. 

"Klinik Pancasila merupakan bagian dari program pengembangan kepribadian warga binaan yang bertujuan menjadi wadah konsultasi tentang kewarganegaraan, potensi-potensi yang positif jadi warga negara yang baik yang mengerti Pancasila," jelasnya. 

Thurman berharap, Klinik Pancasila dapat hadir terwakili di seluruh wilayah lembaga pemasyarakatandi Indonesia. 

"Saya dengar baru ada 16 Klinik Pancasila. Sementara seluruh lembaga pemasyarakatan itu ada sekitar 500-an. Berarti baru sekitar 3 persenan. Minimal ke depan akan meningkat jumlahnya. Setiap wilayah ada terwakili satu Klinik Pancasila," ujarnya. 

Sementara itu salah seorang napiter yang menjadi Dokter Pancasila, mengaku bangga dan bahagia dapat terpilih. Ia mengaku, duhulu sempat menolak dan membenci Pancasila. Namun setelah diajari dan diberi pemahaman terkait Pancasila, kini ia justru mencintai ideologi nasional milik Bangsa dan Negara Indonesia tersebut.

"Saya sudah mengerti pentingnya kita menjaga Pancasila. Pancasila harus kita terima, jangan ditolak. Saya ingin ngajarin Pancasila ke teman-teman saya sesama narapidana. Saya bangga menjadi Dokter Pancasila," jelasnya.

Jun 3, 2021

Authoradmin