Mahfud MD: Program Sinergisitas Penanggulangan Terorisme Jadi Prioritas
Mataram - Keterlibatan seni dan budaya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan modal sosial (social capital), baik secara individu maupun kolektif dengan memperkuatkan jaringan-jaringan sosial. Kebudayaan yang lahir di Indonesia diyakini dapat menjadi benteng perlawanan terhadap penyebaran paham-paham radikalisme. Hal ini lantaran paham radikalisme lahir dari kegalauan atas lingkungan sosial dan kegalauan atas psikologis sosial.
Untuk meningkatkan nilai kebudayaan bangsa Indonesia dinilai dapat mengeliminasi paham radikalisme dan intoleran di lingkungan masyarakat Indonesia, dengan memperkuat nilai-nilai luhur bangsa dengan nilai-nilai kearifan lokal dan melestarikan kebudayaan bangsa mulai dari tarian, alat musik, pakaian adat, dan lain-lainnya. Hal tersebut dinyatakan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., saat menghadiri acara "Temu Pementing Pengambus se-Pulau Lombok" masyarakat Sasak yang dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren Al-Manshuriyah, Lombok Tengah, pada Sabtu (14/11) siang.
Didampingi Baiq Mulianah, M.Pd.I selaku Rektor Universitas Nadhlatul Ulama, yang juga pimpinan Ponpes Al-Manshuriyah, Kepala BNPT mengapresiasi pelestarian kebudayaan masyarakat Sasak Lombok yang dikembangkan melalui pementasan dan perlombaan seperti ini. Boy Rafli berharap kegiatan kebudayaan yang diperlombakan seperti ini dapat menumbuh kembangkan semangat, juga rasa nasionalisme masyarakat sebagai warna negara.
"Generasi muda kita harapkan dari masa ke masa tetap memiliki minat dan apresiasi terhadap budaya lokal yang tentunya tidak boleh kalah dengan budaya-budaya asing di era keterbukaan informasi globalisasi hari ini, jadi kita tetap pertahankan jati diri kita sebagai anak bangsa yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Ini sebagai sarana dalam rangka mempersatukan masyarakat kita dalam budaya, karena kami yakin dengan penampilan penampilan karya-karya seni budaya yang hari ini kita saksikan itu akan menumbuhkembangkan semangat juga nasionalisme kita,” ujar Boy Rafli.
Masih dalam kunjungan kerjanya di NTB, Boy Rafli menyerahkan juga buku Laporan Pelaksanaan Sinergisitas Antar 38 K/L Tahun 2020 kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U., M.I.P., berpusat di Kila Senggigi Beach Lombok.
Laporan tersebut berisi kagiatan yang telah dilaksanakan Tim Sinergisitas dalam program penanggulangan terorisme tahun 2020 di provinsi Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Turut hadir perwakilan 38 K/L, serta penerima manfaat program Sinergisitas yakni eks teroris yang berasal dari Bima dan Dompu.
Kepala BNPT selaku Ketua Tim Pelaksana Sinergisitas melaporkan bahwa tahun ini Tim Sinergisitas yang dikoordinasikan oleh BNPT telah melakukan 232 pembangunan fisik dan 349 pembangunan non fisik. Program penanggulangan terorisme melalui peningkatan kesejahteraan ini menyasar masyarakat yang sudah dan rentan terpapar, tempat ibadah, serta lembaga pendidikan, yang ditujukan untuk membangun jembatan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
"Dampak kegiatan Sinergisitas adalah perubahan pola pikir atau mindset transformation, dan persepsi sasaran terhadap pemerintah menjadi positif. Kedua pemerataan pembangunan di lokus kegiatan yang selama ini tidak terbuka kepada program pemerintah," ungkap Boy Rafli dalam pidato kuncinya.
Sentuhan humanis hasil sinergi antara K/L, Pemerintah Daerah, dan masyarakat ini telah membuahkan hasil. Hal tersebut disampaikan langsung oleh salah satu penerima manfaat yang merupakan panglima Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Ust. Gunawan, asal Penatoi. Ia menyampaikan bahwa program Sinergisitas telah mengubah perspektifnya terhadap pemerintah dan membulatkan komitmennya untuk kembali ke NKRI.
"Kami sudah kembali sadar, semoga kami mampu untuk memimpin sebuah perubahan di Bima," ucap Ust. Gunawan mewakili eks teroris penerima manfaat.
Mahfud MD berharap kegiatan yang dilakukan Sinergisitas dapat terus berlanjut sehingga mampu tercipta situasi keamanan yang kondusif.
"Saya mengharapkan Kementerian/Lembaga memberikan prioritas dalam upaya pemberantasan terorisme karena tugas ini adalah tugas mulia agar seluruh rakyat Indonesia yang beragam agama budaya tetap merasa bersatu dalam keberagaman, kami sangat mengharapkan dukungan dan prioritas alokasi anggaran Kementerian/Lembaga untuk kegiatan Sinergisitas di tiga Provinsi tersebut," ungkap Menteri Mahfud MD selaku Ketua Pengarah Tim Sinergisitas.