Berita Terbaru

Lindungi Generasi Muda dari Paham Radikal, BNPT Ajak Pendidik Agama Sebarkan Pesan Toleransi dan Perdamaian Kepada Anak

Lindungi Generasi Muda dari Paham Radikal, BNPT Ajak Pendidik Agama Sebarkan Pesan Toleransi dan Perdamaian Kepada Anak

 

Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak kepada guru agama, ustaz, kiai dan tokoh agama untuk mengajarkan perilaku toleransi dan anti-radikalisme dan anti-terorisme kepada generasi muda khususnya anak. 

Pembelajaran perilaku tersebut dinilai sangat penting melihat tren kenaikan keterlibatan generasi muda dalam sejumlah aksi terorisme di Indonesia.

Ditambah lagi di masa pandemi Covid-19, media sosial yang sebagian besar diminati anak,  justru banyak memuat konten berbau agama namun dibalut dengan narasi intoleran dan radikal.

“Guru agama, ustaz, tokoh agama punya peran penting. Mereka berperan penting mengajarkan akhlak perilaku budi pekerti kepada generasi muda. Pendidik berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme,” ujar Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol  R. Ahmad Nurwakhid pada acara daring “Cegah Paham Radikalisme dan Terorisme di Masa Pandemi Melalui Masjid Ramah Anak, Senin (26/7).

Ia menambahkan, para pendidik agama tersebut dapat dengan rutin memberikan vaksin anti-intoleran dan radikalisme dengan cara menjadi buzzer-buzzer perdamaian dan cinta tanah air baik di dunia nyata maupun maya agar anak tidak memiliki pemahaman agama yang menyimpang. 

“Radikalisme dan terorisme bisa muncul dan punya potensi di individu manusia terlepas dari agama dan statusnya. Pemahaman dan cara beragama yang menyimpang akan membuat individu terebut menjadi radikal,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan Potensi Muslimah, Anak dan Keluarga, Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, Maria Ulfah Anshor mendukung adanya pembentukan akhlak generasi muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi oleh pendidik agama di dalam masjid dengan penguatan moderasi beragama secara integratif, sistemik dan multi-sektor. 

“Semua orang di masjid harus menjadi agen Islam Rahmatan Lil Allamin. Nilai-nilai keragaman, toleran dan egaliter serta mencintai tanah air dan nilai-nilai kebangsaan harus selalu di ajarkan kepada anak di dalam lingkungan masjid yang ramah anak,” jelasnya. 

Pengamat terorisme, Ridlwan Habib juga mendukung pencegahan masuknya ideologi intoleran dan radikalisme kepada anak. Ridlwan khawatir jika pencegahan ini tidak dilakukan, banyak anak Indonesia yang nantinya terjerumus menjadi pelaku terorisme.

“Data menunjukan dari tahun 2000 hingga sekarang, pelaku bom bunuh diri berusia dalam rentan umur 18-30. Anak muda sangat rentan menjadi radikal dan terorisme,” jelasnya.

Jul 26, 2021

Authoradmin