Kunjungi UKM Milik Eks Napiter, Kepala BNPT Tingkatkan Program Deradikalisasi dan Pencegahan di Malang
Malang - Untuk menetralkan kembali kelompok masyarakat atau individu yang terpapar paham radikal intoleran, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki beberapa program penanggulangan, salah satunya program Deradikalisasi, yang sasarannya yakni para narapidana teroris (napiter) yang ada di dalam lapas maupun mantan napiter di luar lapas. Program ini bertujuan untuk menetralkan dan membersihkan pemikiran-pemikiran radikalisme sehingga mereka bisa kembali menjadi masyakarat yang memiliki rasa cinta kepada tanah air. Salah satu program Deradikalisasi BNPT, berhasil diterapkan oleh Syahrul Munif eks napiter kelompok ISIS yang pada 2014 silam berangkat ke Suriah.
Melanjutkan Kunjungan Kerja di Jawa Timur, Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., melakukan monitoring program deradikalisasi BNPT di satu mitra Deradikalisasi BNPT Produksi "Calyna Candy" milik eks napiter dan 17 mitra Deradikalisasi BNPT lainnya yang juga dikelola oleh Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) pada Senin (26/10). Program Deradikalisasi BNPT berada dibawah naungan Direktorat Deradikalisasi, Subdit Bina Masyarakat, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT.
Didampingi Sekretaris Utama BNPT, Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Deradikalisasi, Prof. Irfan Idris, dan jajaran tinggi lainnya, Kepala BNPT mengapresiasi kemampuan para eks napiter yang kini menjadi wirausaha di berbagai bidang mulai dari kuliner, peternakan, perkebunan, dan lain-lain. Mereka telah berhasil membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang bermanfaat dan bisa membantu masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan baru, serta kembali berinteraksi di lingkungan masyarakat.
Dalam sambutan, Boy Rafli pun menjelaskan, program Deradikalisasi merupakan program yang tertera dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2018, yang artinya sudah menjadi perintah negara untuk melakukan program pembinaan bagi mantan napiter dan para penyintas. Untuk itu Kepala BNPT berharap agar para ikhwan lainnya dapat mengembangkan kreativitas dalam mengembangkan usaha guna membangun kesejahteraan sosial.
"Ke depan kita akan memberikan semangat lagi agar program ini menjadi lebih bagus produksinya, distribusinya, juga bisa menjangkau ke berbagai daerah di Indonesia sehingga bisa memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tentunya kita berharap ini akan menunjang kesejahteraan para mitra Deradikalisasi yang ada di berbagai daerah dan hari ini yang ada di Jawa Timur,” ungkap Boy Rafli.
Program Deradikalisasi yang selama ini dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dari hulu hingga hilir, secara menyeluruh menggandeng seluruh lapisan mulai dari masyarakat, hingga unsur pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak memarjinalkan para mantan narapidana terorisme (napiter) dan juga keluarganya di mana mereka tinggal. Seluruh komponen masyarakat bersama instansi pemerintahan harus dapat merangkul para mantan napiter beserta para keluarganya.
Kedatangan Kepala BNPT beserta jajarannya disambut hangat oleh Syahrul Munif dan para ikhwan karena telah memotivasi mereka untuk lebih percaya diri setelah diberikan pelatihan dan diberikan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan diterima di masyarakat. Sebagai mitra Deradikalisasi BNPT, Syahrul Munif menjelaskan bahwa program ini sangat bermanfaat dan memberikan kegiatan positif bagi kebaikan hidup untuk para Ikhwan.
"Yang jelas kita dipantau dibimbing, diamati progresnya di tengah-tengah masyarakat, itu yang saya rasakan adanya BNPT ini, jadi saya terbantu apalagi kita mantan yang dulu istilahnya hidup sama sosialisasi masyarakat aja susah, tapi dengan adanya BNPT ini kami sangat terbantu,” tutur Syahrul Munif.
Upaya memerangi suburnya ideologi radikal terorisme yang menjadi tantangan besar kebangsaan perlu disadari bersama dan membutuhkan pergerakan kolektif dari segenap elemen bangsa. Terlebih radikalisme kerap mengatasnamakan agama sebagai dasar ideologi, sehingga dalam menyikapinya menuntut peran dari segenap tokoh agama dan para ulama untuk agar kebebasan umat beragama tidak tercemar oleh narasi kebencian yang dapat merusak persatuan kesatuan bangsa.
Untuk itu, usai berkunjung ke rumah produksi mitra Deradikalisasi, Kepala BNPT melanjutkan kunjungannya ke Pondok Pesantren Bahrul Magfirah, Kota Malang. Kunjungan ini sebagai bentuk kerja BNPT untuk terus mengikis paham radikal intoleran di tengah masyarakat, salah satunya di lingkungan pendidikan pondok pesantren.
Diterima pengasuh Ponpes, Prof. M. Boston, keduanya membahas upaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme di lingkungan pendidikan khususnya di Pondok Pesantren agar para generasi muda calon penerus bangsa ini memiliki daya tangkal yang kuat agar terhindar dari propaganda penyebaran paham radikal terorisme.
Kegiatan ditutup dengan berkeliling di area Ponpes Bahrul Magfirah.