Kepala BNPT dan MUI Menjalin Sinergi Program Pencegahan Terorisme di Tanah Air
Jakarta – Munculnya paham radikal terorisme menjadi tantangan lintas negara termaksud Indonesia. Masih suburnya paham radikalisme di negeri ini pun masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah karena terbukti mengancam keamanan dan perdamaian masyarakat. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan komunikasi dan menggandeng organisasi masyarakat dan tokoh lintas agama untuk ikut serta dalam penanggulangan terorisme. Setelah sebelumnya bertemu dengan pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Provinsi Bali dan pengurus Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), pagi ini (23/12) Kepala BNPT bersilaturahmi dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor pusat MUI Jakarta.
Dalam kunjungan ini, Kepala BNPT turut didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen. Pol. Budiono Sandi, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid, Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A dan Direktur Penegakan Hukum BNPT, Brigjen Pol. Eddy Hartono, S.Ik, M.H., yang hadir disambut langsung oleh Ketua Umum MUI, K.H. Miftachul Akhyar, dan Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas.
Dalam pertemuan ini, BNPT dan Pengurus MUI membahas permasalahan aktual yang kini terjadi di tengah masyarakat. Seperti kasus kotak amal yang digunakan jaringan kelompok terorisme untuk pendanaan kegiatan terorisme yang belakangan menjadi sorotan publik. Kasus penyalahgunaan seperti ini menjadi perlu diperhatikan guna menghindari banyaknya penyampaian informasi maupun kegiatan yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan agama. Oleh karena itu, silaturahmi BNPT dengan MUI diharapkan bisa menguatkan sinergi dalam pelaksanakan tugas BNPT khususnya di bidang pencegahan terorisme dan paham radikal intoleran, dengan berbagai metode dan pendekatan keagamaan maupun pendekatan kekeluargaan, dan tokoh masyarakat.
“BNPT berharap sinergi dengan majelis ulama ini dapat memberikan pencerahan yang sebaik-baiknya kepada umat, terutama dalam menyebarkan syiar keagamaan oleh para ulama, dan kita harap umat tidak mudah terbawa ajakan-ajakan yang mengarah kepada tindakan yang berkaitan dengan masalah aksi terorisme. oleh karena itu, salah satunya niatan dari BNPT adalah menjalin kerja sana sinergi dengan majelis ulama Indonesia untuk pencegahan tersebut. Tidak hanya melalui syiar agama, namun juga dari kegiatan keagamaan di masjid-masjid maupun di lingkungan masyarakat,” tutur Boy Rafli.
Mendukung program BNPT, Ketua Umum MUI, K.H. Miftachul Akhyar pun mengatakan paham radikal terorisme adalah suatu ajaran pemikiran menyimpang dari paham yang sebenarnya tentang islam itu sendiri. Adanya pemikiran yang menyimpang dari ajaran agama islam itu dikarenakan tidak sempurna dan tidak mendalamnya seseorang dalam memahami ajaran agama islam. Untuk itu, MUI siap bersinergi karena memiliki preferensi yang sama dengan BNPT.
“Terima kasih sebelumnya atas kunjungan Bapak Boy Rafli ke MUI pagi ini. Adanya silaturahmi kedatangan jajaran BNPT ke MUI guna menyamakan tujuan untuk menanggulangi terorisme di tanah air, tanpa diminta MUI akan siap membantu. Terlebih tanpa diminta seharusnya ulama dan majelis ulama perlu turun tangan untuk kerja sama. Kita memiliki keutamaan karena ulama-ulama yang ada di MUI itu adalah perwakilan ormas Islam terpilih, dan mereka dianggap mampu diatur dan mengawasi di MUI,” ujar Ketua Umum MUI.