Dirut Angkasa Pura II Tingkatkan Koordinasi dengan BNPT Terkait Pencegahan Terorisme di Lingkungan Bandara Internasional
Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menerima kunjungan dari Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Dr. Ir. Muhammad Awaluddin MBA, beserta jajaran pada Kamis pagi (10/12) di Jakarta. Pertemuan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam konteks pencegahan tindak pidana terorisme secara eksternal yaitu melakukan upaya mitigasi ancaman aksi teror pada sarana dan prasarana bandara serta dalam aspek internal termasuk antisipasi penyebarluasan paham radikal di wilayah kerja Angkasa Pura II.
Dirut PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin menjelaskan terkait fungsi dan tugas pokok bandara sebagai objek vital negara yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 72 Tahun 2004 tentang Objek Vital Transportasi, Pos dan Telekomunikasi. Aspek pengamanan bandara tentu menjadi perhatian khusus bagi PT Angkasa Pura II (Persero) yang mengelola beberapa bandara internasional di Indonesia, mengingat kerentanan bandara sebagai target serangan teror sehingga harus ada upaya pengamanan yang terintegrasi bahkan perlu memiliki tingkat keamanan yang bertaraf internasional.
“Dalam hal penegakan hukum dan aspek pengamanan bandara sebagai objek vital tadi sangat betul harus dijaga, karena apabila tidak kondisi ini akan sangat mempengaruhi reputasi negara sekaligus reputasi Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara internasional. Sehingga aspek-aspek pengamanan dan antisipasi terorisme di bandara harus dikoordinasikan,” ungkap Muhammad Awaluddin mengenai pentingnya berkoordinasi dan berkaloborasi dengan BNPT terkait upaya pengamanan bandara dari ancaman aksi terorisme.
Di sisi lain, Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa sebagai bagian dari BUMN yang mengatur operasional bandara, Angkasa Pura II juga memiliki peran dan tugas penting dalam hal pembinaan sumber daya manusia agar terhindar dari paham radikal terorisme agar tidak mempengaruhi kestabilan internal perusahaan.
“Secara internal dalam hal pembinaan SDM dan organisasi sehingga faktor-faktor potensi terpapar radikalisme harus menjadi nihil, tidak ada. Kami jaga betul sehingga kami perlu mengoordinasikan hal ini dengan Kepala BNPT,” tambah Dirut PT Angkasa Pura II (Persero).
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, kemudian berharap kedepannya kerja sama antara BNPT dengan Angkasa Pura II khususnya terkait pencegahan terorisme dapat segera di konkretkan melalui program-program nyata bersama, hal ini demi mewujudkan keamanan dan keselamatan tidak hanya bagi pengguna jasa angkutan udara domestik namun juga bagi masyarakat internasional.
“Tentunya melalui kerja sama ini dapat kita lakukan program-program pencegahan di wilayah kerja Angkasa Pura II. Kita harus menjamin bahwa seluruh bandara yang ada di seluruh Indonesia terbebas dari potensi ancaman terorisme, karena bandara adalah gerbang awal baik itu antar negara maupun antar pulau. Pengguna jasa penerbangan ini termasuk yang sangat tinggi, jadi kita harus jamin keamanan dan keselamatan pengguna jasa angkutan udara dapat kita berikan. Artinya negara memberikan yang terbaik masyarakat indonesia dan masyarakat internasional,” harap Boy Rafli.