Bangun Komunikasi Perdamaiana Lintas Agama, Jajaran BNPT Lakukan Kunjungan Silaturahmi ke Keuskupan Agung Jakarta
Jakarta - Silaturahmi dengan pemuka agama merupakan salah satu langkah yang BNPT tempuh guna membangun sinergi pemberantasan radikal intoleran dan radikal terorisme bersama-sama. Kali ini Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar beserta jajaran mengunjungi Keuskupan Agung Jakarta pada Selasa (22/12) siang.
Dalam kunjungan ini, Kepala BNPT turut didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen. Pol. Budiono Sandi, dan Direktur Penegakan Hukum BNPT, Brigjen Pol. Eddy Hartono, S.Ik, M.H. Jajaran BNPT yang hadir disambut langsung oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Ignatius Kardinal Suharyo.
Kegiatan ini dijelaskan Kepala BNPT sebagai silaturahmi dan menjalin komunikasi yang BNPT laksanakan dengan tokoh lintas agama. Kunjungan silaturahmi ini juga sebagai sarana membangun kesepahaman untuk terus semangat membangun kehidupan bergama, kehidupan bertoleransi dan mewujudkan kehidupan yang rukun.
“Kita bersilaturahmi berkomunikasi dengan pemuka agama, BNPT juga sudah membentuk gugus pemuka agama kita inginkan adanya tukar menukar informasi, jika ada yang perlu kita diskusikan bersama sehingga tidak ada mispersepsi terkait isu radikal intoleran dan terorisme, semoga silatuhami dan komunikasi ini bisa terus kita pelihara dalam membangun indonesia yang damai dan sejahtera,” ujar Boy Rafli Amar.
Mengamini upaya BNPT, Kardinal Suharyo mengapresiasi tugas penuh risiko yang diemban BNPT. Doa-doa dan dukungan dari KAJ dikatakan akan mengiringi perjuangan dalam mendidik masyarakat agar tidak terjerumus dalam pusara radikal intoleran maupun radikal terorisme. Ia juga menyampaikan upaya KAJ terkait isu-isu tersebut, yang berlandasan Dokumen Abu Dhabi yang kini menjadi pegangan pendidikan gereja.
“Di sini kami menghaturkan 1 buku kepada BNPT yang judulnya dokumen Abu Dhabi, telah ditandatangi Imam Besar Al-Azhar dan Paus Fransiskus. Salah satu yang disebut disana yang harus dilawan bersama-sama oleh siapapun adalah terorisme dalam bentuk apapun, khususnya terorisme yang menggunakan agama sebagai pembenaran, ini diterima oleh komunitas beragama internasional, dan dalam GKI ini menjadi pegangan pendidikan,” pungkas Kardinal Suharyo.